Kondisi erotomania berisiko terjadi ketika seseorang telah memiliki riwayat gangguan kesehatan mental sebelumnya. Ada beberapa penyakit gangguan mental yang bisa memicu seseorang mengidap kondisi ini, di antaranya schizophrenia, demensia, dan gangguan bipolar.
Selain itu, tumor pada otak juga dapat menyebabkan gangguan yang pada akhirnya memicu kondisi ini.
Begitu pula dengan orang-orang yang menggunakan alkohol atau obat-obatan terlarang, mereka berisiko lebih tinggi untuk mengalami erotomania.
Secara umum, berikut beberapa faktor pemicu gangguan erotomania, yaitu:
- Berjenis kelamin wanita.
- Memiliki rasa percaya diri yang rendah.
- Merasakan kesepian atau penolakan.
- Mengisolasi diri.
- Tidak mampu menerima sudut pandang orang lain.
Gejala Erotomania
- Keyakinan salah bahwa seseorang tertarik, menyukai, atau mencintai dirinya.
- Membicarakan orang yang dianggap menyukainya terus menerus.
- Terobsesi untuk bertemu atau melakukan komunikasi dengan orang yang dipikir menyukainya, agar bisa bersama.
- Jika orang yang dianggap menyukainya itu adalah selebritis, pengidap akan terus menerus mengirim surat, mem-posting foto, hingga mengirimkan hadiah.
- Kerap menjalin komunikasi dengan orang yang dianggap menyukainya.
- Merasa orang yang suka padanya membuat komunikasi melalui tatapan mata hingga gerakan tubuh.
- Merasa cemburu dengan lingkungan sekitar, kerabat, keluarga, hingga pasangan yang berada di dekat orang tersebut.
- Merasa kecewa saat orang terdekat menyadari bahwa perasaan yang pengidapnya rasakan salah dan keliru.
Lalu, apakah erotomania berbahaya? Ya, gangguan kesehatan mental ini bisa menjadi kondisi yang berbahaya, lantaran kondisi ini kerap tidak disadari oleh pengidapnya maupun keluarga di sekitarnya.
Meskipun tidak ada pemeriksaan khusus yang bisa mendiagnosis erotomania, tetapi psikolog atau psikiater dapat membantu untuk mengatasi kondisi ini dengan tepat, misalnya lewat terapi dan obat resep.
Dan jika tidak diatasi dengan baik, erotomania dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental yang lebih buruk. Bahkan, gangguan ini dapat menjadi kondisi yang membahayakan bagi orang yang dianggapnya menyukai pengidap erotomania.
Baca Juga: Ramai di Medsos, Mengenal Erotomania dan Bahayanya