Suara.com - Publik diriuhkan dengan beredarnya foto pemain Timnas Indonesia makan mie instan disela pemusatan latihan (TC) yang digelar di Turki. Bolehkan atlet makan mie instan?
Dalam foto yang viral, nampak winger Timnas Indonesia terlihat tengah memasak mie instan. Foto tersebut diunggah dalam konten eksklusif Instagram Marselino Ferdinan hingga menjadi perbincangan hangat.
Terlebih diketahui, mie instan bukan makanan sehat dan tidak dianjurkan untuk konsumsi setiap hari. Tak ayal, banyak yang mempertanyakan apakah atlet boleh makan mie instan.
Seiring dengan ramainya kabar tersebut, dr Tirta Mandira Hudhi angkat bicara. dr Tirta menerangkan bila tak masalah atlet makan mie instan. Sebab, mie instan bisa jadi sumber energi.
Baca Juga: TC di Turki Terus Berlanjut, Timnas Indonesia Fokus Benahi Passing Pendek
"Siapa bilang mie instan itu nggak boleh buat atlet?," ujarnya dikutip dari akun Instagram @sport77official, Selaasa (27/12/2023).
"Mie instan atau mie itu justru adalah sumber energi paling cepat daripada nasi," kata dia.
"Tapi [bisa dikonsumsi] dalam keadaan tertentu dok, nggak bisa dalam keseharian," sela Mamat Alkatiri.
Mendenger pertanyaan itu, dr Tirta menegaskan mie instan tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan karena mengandung natrium tinggi.
"Ya memang gak boleh sehari-hari. Ya jangan [makan mie instan] siang malam, soalnya mie itu gandum. Yang bahaya itu kan natriumnya kalau berlebihan," kata dr Tirta.
Baca Juga: Momen Keakraban Pratama Arhan dan Shayne Pattynama di TC Timnas Indonesia
"Pengawetnya itu kan benzoat dan kawan-kawan ya, dalam kondisi ada natrium dkk, kalau kita olahraga natrium kita butuh berlebihan," sambungnya.
Lebih lanjut, dr Tirta yang juga dikenal sebagai pegiat media sosial tersebut menjelaskan makanan yang lebih berbahaya ketimbang mie instan apabila dikonsumsi berlebihan. Menurutnya, minuman manis dan gorengan harus lebih dihindari.
"Yang nggak boleh adalah minuman manis, pemanis buatan. Kalau mie instan masih boleh [bagi atlet] karena bisa jadi [alternatif] sumber energi paling dekat," ujar dr Tirta.
"Yang paling bahaya itu adalah gorengan dan pemanis buatan," pungkasnya.