Dukung Ketahanan Kesehatan Nasional, Menkes Budi Gunadi Sadikin Dorong Produksi Alkes Dalam Negeri

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 23 Desember 2023 | 13:35 WIB
Dukung Ketahanan Kesehatan Nasional, Menkes Budi Gunadi Sadikin Dorong Produksi Alkes Dalam Negeri
Peresmian fasilitas industri alat kesehatan PT Deca Metric Medica oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, didampingi oleh Pimpinan Dexa Group Ferry A.Soetikno, dan Direktur Utama PT Medela Potentia Krestijanto Pandji, serta Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Rizka Andalucia, di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (21/12/2023). (Foto: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendukung alat kesehatan dalam negeri selain untuk memenuhi kebutuhan nasional, tetapi juga bisa diekspor ke mancanegara. Pemerintah, sambung dia, akan memfasilitasi produksi dalam negeri untuk terserap di pasar global.

"Agar lebih banyak produksi dalam negeri berkualitas yang operasionalnya bagus, sehingga kalau ada pandemi lagi kita siap. Kita bantu supaya masuk ke level internasional supaya mereka bisa punya selling power, economic scale yang lengkap," tuturnya saat meresmikan fasilitas industri alat kesehatan Dexa Group di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (21/12/2023).

Oleh karena itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi peresmian fasilitas produksi alat kesehatan PT Deca Metric Medica yang dapat mendukung ketahanan kesehatan Nasional.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa ada 10 alat kesehatan yang paling banyak digunakan di Indonesia berdasarkan data e-Katalog di 900 rumah sakit pemerintah. Lima terbanyak di antaranya; alat suntik, infus set, sarung tangan, Iv Chateter, dan kasa atau pembalut luka.

Dengan dibangunnya fasilitas industri tersebut, kata Menkes Budi Gunadi Sadikin, Indonesia mampu menyediakan produk alat kesehatan pembalut luka atau wound dressing yang kebutuhannya berada di urutan ke-5 alat kesehatan paling banyak ditransaksikan dalam e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah (LKPP).

Baca Juga: Obat Insulin untuk Pasien Diabetes Disarankan Tersedia di Puskesmas, Pakar Kesehatan Ungkap Manfaatnya

Menkes Budi Gunadi Sadikin kemudian menyebut volume penjualan wound dressing di Indonesia bisa mencapai Rp300 miliar per tahun. Selain itu alat kesehatan ini juga merupakan barang habis pakai yang terus digunakan di fasilitas kesehatan.

"Saya yakin yang namanya wound dressing (pembalut luka) itu dipakai di seluruh dunia, kita bukakan ke UNICEF," ungkapnya.

Menurut laporan kinerja semester I 2023 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, transaksi alat kesehatan Nasional melalui e-katalog pada 2019 - 2020 masih didominasi produk impor yang mencapai 88 persen.

Data Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) menunjukkan pasar alat kesehatan Indonesia tahun 2020 sebesar Rp 49,7 triliun setara dengan 0,7 persen pasar alat kesehatan global. Namun, neraca perdagangan alat kesehatan dalam negeri masih mengalami defisit Rp 23,8 triliun dengan nilai ekspor Rp 16,3 triliun dan impor sebesar Rp 40,1 triliun.

“Kami membangun fasilitas industri alat kesehatan sebagai langkah nyata dukungan kami terhadap visi pemerintah dalam mencapai kemandirian kesehatan nasional. Kami berkomitmen untuk mendukung transformasi sistem ketahanan kesehatan dengan memberikan kontribusi maksimal dalam penyediaan alat kesehatan berkualitas untuk masyarakat,” kata Pimpinan Dexa Group Ferry A. Soetikno di kesempatan yang sama.

Baca Juga: Keseringan Masturbasi Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Prostat? Ternyata Begini Penjelasan Dokter Urologi

Fasilitas industri alat kesehatan PT Deca Metric Medica yang dibangun sejak 2020 dan memulai produksi pada Januari 2023, lanjut dia, juga telah mendapat sertifikasi Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB) dari Kemenkes dan produk-produknya telah masuk dalam e-katalog sektoral Kementerian Kesehatan.

Perusahaan farmasi dan alat kesehatan tersebut fokus memproduksi alat kesehatan untuk pembalut luka yang menjadi salah satu alat kesehatan paling banyak dibutuhkan di Indonesia.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) mencatat, pembalut luka atau wound dressing berada di urutan kelima produk alat kesehatan paling banyak dibeli di Indonesia pada 2022 setelah alat suntik, infus set, sarung tangan bedah, serta kateter.

“Perusahaan kami kini telah memproduksi sejumlah alat kesehatan seperti Stardec DecaFix yang berfungsi sebagai fiksasi tambahan setelah penutup luka primer, fiksasi luka lebar di area persendian, dan fiksasi tubing,” terang Ferry A. Soetikno.

Tak hanya itu, kata Direktur Utama PT Medela Potentia Krestijanto Pandji, perusahaannya juga memproduksi Stardec DecaMed yang berfungsi sebagai penutup luka dilengkapi dengan absorbent pad dan penutup luka pasca operasi.

Produksi selanjutnya adalah Stardec DecaPore yang merupakan produk Paper Tape with Dispenser yang berfungsi untuk fiksasi lightweight tubing dan sebagai plester penutup luka. Produksi lainnya Stardec DecaCare yang merupakan produk antiseptic surgical scrub.

“Kami juga memproduksi plester pelindung luka dengan bahan bebas latex dan aman untuk kulit sensitif, yakni plester untuk anak, Stardec DecaPlast Character Zoo Party dan plester anti air, Stardec Decaplast Waterproof,” jelasnya.

Selain melakukan produksi untuk Dexa Group, PT Deca Metric Medica menyediakan layanan tol manufaktur kepada mitra nasional dan internasional.

“Teknologi dan mesin yang kami miliki merupakan teknologi terkini, sehingga dapat menghasilkan kualitas produk yang baik dan efisien dalam produksinya,” tambah Krestijanto Pandji.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI