Lonjakan kasus tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Kemenkes RI sendiri telah mengkonfirmasi kalau lonjakan infeksi itu akibat adanya varian baru virus Covid-19, yakni varian EG.5.
![Pejalan kaki memakai masker saat melintas di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (7/12/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/12/07/78870-covid-19-ilustrasi-orang-memakai-masker-ilustrasi-pandemi.jpg)
Lonjakan Covid-19 Masih Terkendali
Di hari yang sama dengan imbauan Prof. Zubairi, dr. Ngabila menegaskan peningkatan kasus Covid-19 di DKI Jakarta masih terbilang aman dan terkendali, karena tidak ada kenaikan bermakna pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
"Kelompok yg berpotensi mengalami keparahan atau meninggal jika terkena Covid-19 sehingga diharapkan dapat segera melengkapi vaksinasi 4 dosis yaitu pra lansia usia diatas 50 tahun, orang dengan komorbid seperti hipertensi, diabetes melitus, stroke, penyakit jantung, kanker, gagal ginjal kronik, autoimun, tuberkulosis (TB), HIV, dan kondisi imunodefisiensi lainnya," papar dr. Ngabila.
Dokter yang juga Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI itu menjelaskan masa endemi seperti Covid-19 ini diperlukannya tanggung jawab untuk setiap orang. Apalagi saat ini di Indonesia memasuki musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Pemerintah menghimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi 4 kali vaksinasi, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok. Untuk deteksi dini pemerintah juga menyediakan tes antigen dan PCR gratis di puskesmas terdekat," pungkas dr. Ngabila.