6 Kasus Pneumonia Mycoplasma Ada di RI, Kemenkes Tidak Tutup Kemungkin Adanya Pandemi Baru

Kamis, 07 Desember 2023 | 06:09 WIB
6 Kasus Pneumonia Mycoplasma Ada di RI, Kemenkes Tidak Tutup Kemungkin Adanya Pandemi Baru
Ilustrasi penyakit paru pneumonia mycoplasma. (Pixabay/oracast)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan tidak menutup kemungkinan terjadinya pandemi baru setelah adanya laporan wabah pneumonia mycoplasma di China dan Belanda. Belakangan, kasus yang sama juga terkonfirmasi di Indonesia.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu mengonfirmasi adanya 6 kasus infeksi pneumonia mycoplasma pada anak di Indonesia.

Ia menyebutkan 6 kasus ini semuanya terdeteksi di Jakarta, dengan rincian semua kasus itu ditemukan di dua rumah sakit swasta yaitu RS Medistra Jakarta dan RS Ibu dan Anak JWCC. Meski begitu, kata Maxi pihaknya memastikan seluruh kasus itu sudah dinyatakan sembuh.

"Kami dua hari lalu mendapat laporan, setelah kami konfirmasi memang saat ini ada 6 kasus pneumoniae mycoplasma yang pernah dirawat di dua rumah sakit," ujar Maxi saat konferensi pers Rabu (6/12/2023).

Baca Juga: Gejala Mycoplasma Pneumonia pada Anak, 2.000 Balita di Jakarta Diduga Mulai Terjangkit!

gejala mycoplasma pneumonia pada anak (Freepik)
infeksi mycoplasma pneumonia pada anak (Freepik)

Maxi menjabarkan, 6 kasus itu semua pasien merupakan anak-anak dengan rentan usia 3 hingga 12 tahun. Pasien mengalami gejala batuk, hidung beringus, sakit kepala, hingga sesak ringan.

“Gejala awalnya sama seperti pneumoniae pada umumnya, panas dan batuk, beringus, sakit tenggorokan, ada yang mulai terasa sesak," kata Maxi.

Pneumonia mycoplasma atau mycoplasma pneumoniae adalah bakteri yang dapat menyebabkan infeksi ringan terhadap sistem pernapasan bawah, sehingga menyebabkan infeksi paru serius dan butuh perawatan di rumah sakit.

Cara penularan pneumonia mycoplasma yaitu ketika seseorang yang terinfeksi mengalami batuk atau bersin, maka kemungkinan besar mereka juga bisa menularkan penyakit kepada orang di sekitar melalui droplet.

Bahkan dalam beberapa kasus, bakteri ini kerap kali menyebar dari orang-orang yang tinggal serumah lantaran sering menghabiskan waktunya bersama.

Baca Juga: Gawat! Ribuan Balita di Jakarta Pusat Dicurigai Terinfeksi Mycoplasma Pneumonia

Ilustrasi pneumonia [shutterstock]
Ilustrasi pneumonia [shutterstock]

Risiko Pandemi Baru

Sementara itu, konfirmasi kasus pneumonia mycoplasma di Indonesia membuat masyarakat bertanya-tanya tentang kemungkinan terjadinya pandemi baru.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Imran Pambudi yang membenarkan bakteri seperti mycoplasma bisa memicu pandemi. Meski begitu ia menegaskan risikonya jauh lebih kecil dibandingkan penyebaran penyakit oleh virus seperti SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

"Jadi tidak menutup kemungkinan kemungkinan bisa jadi pandemi. Tapi kalau dibandingkan dengan yang virus, itu jauh lebih cepat virus," papar Imran saat konferensi pers Rabu, (29/11/2023) lalu.

Ia juga menambahkan dibanding bakteri, umumnya virus lebih cepat menyebar dan menyebabkan gangguan hingga kerusakan sistem kekebalan tubuh, terlebih jika virus tersebut bisa memperbanyak diri di dalam tubuh.

"Jadi kita sampaikan penyakit ini tidak separah Covid-19. Tapi seperti kita ketahui memang pandemi itu lebih sering disebabkan virulensi (patogen penyebab kerusakan) itu tinggi," papanya lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI