Dinkes DKI Konfirmasi 3 Kasus Pneumonia Mycoplasma di Jakarta Sudah Sembuh, Ini Tanggapan Kemenkes

Selasa, 05 Desember 2023 | 18:13 WIB
Dinkes DKI Konfirmasi 3 Kasus Pneumonia Mycoplasma di Jakarta Sudah Sembuh, Ini Tanggapan Kemenkes
Ilustrasi radang paru-paru, pneumonia (Pixabay/oracast)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus pneumonia mycoplasma yang membuat heboh di China ternyata sudah ditemukan juga di Indonesia. Kabar baiknya, pasien sudah dinyatakan sembuh dan sehat kembali.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama membenarkan ada 3 kasus pneumonia mycoplasma pada anak di Jakarta. Namun ia memastikan kondisi ketiganya sudah sembuh.

Kesembuhan ini dikonfirmasi Ngabila, setelah menjalani isolasi mandiri hingga 14 hari. Apalagi ketiga anak terdiagnosis sejak November 2023 silam.

"3 Kasus pneumonia mycoplasma anak di DKI Jakarta sdh sembuh setelah isolasi mandiri 10 hingga 14 hari. Terdiagnosis ketiganya pada November 2023. Gejala pasien pneumonia ringan dan stabil sehingga dilakukan isolasi mandiri di rumah," ujar Ngabila saat dihubungi suara.com, Selasa (5/12/2023).

Pneumonia adalah suatu peradangan akibat bakteri atau virus pada paru yang menyebabkan adanya gangguan fungsi pada paru. Sedangkan mycoplasma merupakan bakteri yang menyerang saluran napas bawah, dan jadi penyebab umum pneumonia.

Profil Ngabila Salama, PNS Dinkes DKI Jakarta Yang Pamer Gaji Di Medsos (ANTARA Foto)
Ngabila Salama (ANTARA Foto)

Lebih lanjut Ngabila menjelaskan jika mycoplasma merupakan penyebab pneumonia yang jarang ditemukan di Indonesia. Ini karena sistem laboratorium PCR dalam negeri belum banyak yang mampu mendiagnosis bakteri tersebut.

"Ya (mycoplasma) jarang karena pemeriksaan PCR belum menjadi hal yang rutin diperiksakan dan dilaporkan," papar Ngabila.

Ia melanjutkan, merebaknya fenomena wabah pneumonia misterius di China membuat tenaga kesehatan Indonesia harus wajib memeriksa kasus pneumonia dengan PCR, dan harus dilaporkan apabila spesifik disebabkan karena bakteri mycoplasma.

"Beberapa dokter terutama dokter anak melakukan pemeriksaan PCR untuk mengetahui spesifik kuman penyebab pneumonia untuk memberikan terapi yang lebih spesifik dan mencegah resistensi antibiotik karena digunakan berlebihan," papar Ngabila.

Baca Juga: Wabah Pneumonia Misterius di China Akankah Masuk Indonesia?

Sayangnya menurut Ngabila pemeriksaan PCR ini belum ditanggung oleh pemerintah, tapi harus merokok kocek milik pasien alias biaya mandiri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI