Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan adanya peningkatan kasus pneumonia yang mayoritas menyerang anak-anak di China.
Dilaporkan bahwa sejak November 2023 terjadi peningkatan kasus undefined pneumonia, atau pneumonia yang belum diketahui penyebabnya, sebanyak 40% pada anak-anak di China Utara.
Tak hanya di China, penyakit radang paru-paru ini juga dilaporkan terjadi di Eropa, dengan penularan penyakit yang didominasi pada anak-anak.
Tentu saja hal ini membuat masyarakat menjadi khawatir. Akahkah terjadi pandemi Covid-19 kedua?
Baca Juga: Apa Penyebab Pneumonia Misterius di China? Wanti-wanti Pandemi Terulang , Kenali Gejalanya
Mengutip laman Sehat Negeri Kemenkes RI, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr. Imran Pambudi, mengatakan bahwa pneumonia yang saat ini merebak di China, pada prinsipnya sama dengan pneumonia yang terjadi di masyarakat, yakni disebabkan oleh infeksi bakteri.
Hanya saja, berdasarkan laporan epidemiologi, kebanyakan kasus pneumonia di sana disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae.
Mycoplasma merupakan bakteri penyebab umum infeksi pernapasan sebelum Covid-19. Bakteri ini diketahui memiliki masa inkubasi yang panjang, dan oleh karena itu penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi Covid-19, dan tingkat fatalitasnya pun rendah.
Kendati demikian, Kementerian Kesehatan sudah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengantisipasi merebaknya mycoplasma pneumonia di Indonesia.
Salah satunya, menerbitkan Surat Edaran Nomor : PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia yang memuat sejumlah langkah antisipasi yang harus dilakukan oleh seluruh jajaran kesehatan dalam menghadapi penyebaran mycoplasma pneumonia di Indonesia.
Baca Juga: Wabah Pneumonia Anak Misterius di China, Kemenkes Sebut Tak Ada Pembatasan Perjalanan dan Isolasi
Dalam hal ini, tentu saja langkah juga harus dilakukan oleh masyarakat untuk mengantisipasi penularan pneumonia di Indonesia, berikut di antaranya:
1. Melakukan vaksinasi untuk melawan influenza, Covid-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan;
2. Tidak melakukan kontak atau menerapkan jaga jarak aman dengan orang yang sakit;
3. Memastikan memiliki ventilasi yang baik di rumah;
4. Membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan memakai sabun antiseptik dan air mengalir;
5. Apabila merasa kurang enak badan atau sakit, sebaiknya tidak keluar rumah dan tetap menggunakan masker dengan baik serta benar.
Terakhir, dr. Imran menyarankan agar segera ke fasyankes terdekat jika ada tanda gejala, batuk dan/atau kesukaran bernapas disertai dengan demam.