Suara.com - Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) menjadi salah satu kondisi yang sangat ditakutkan oleh perempuan. Kondisi ini merupakan gangguan menstruasi dan kadar hormon maskulin (hormon androgen) yang berlebihan sehingga perempuan sulit untuk bisa hamil.
Kondisi PCOS ini sendiri biasanya dialami oleh usia reproduktif dari 25 sampai 30 tahun. Kondisi ini biasanya di mana para perempuan ingin memiliki anak setelah menikah. Namun, sebab PCOS ini membuatnya sulit hamil.
Sementara itu, untuk bisa hamil biasanya penderita PCOS melakukan metode bayi tabung. Namun, tidak semua perempuan menginginkan melakukan bayi tabung. Apalagi, biaya yang dikeluarkan juga tidak murah.
Menanggapi permasalahan tersebut, dokter spesialis kebidanan kandungan Kato Ojin Fertility Center, dr. Eko Santoso Sp.OG mengatakan, kondisi PCOS ini sebenarnya tetap bisa hamil meski tanpa lakukan bayi tabung.
Baca Juga: Meutya Hafid Mencoba 10 Kali Baru Sukses, Intip Deretan Artis yang Berhasil Lakukan Bayi Tabung
Ia mengatakan, penderita PCOS juga tetap bisa mempertimbangakn berbagai program hamil lainnya untuk melakukan evaluasi. Hal ini juga untuk mengetahui hormonnya terlebih dahulu.
“Dari pemeriksaan hormonnya, memang benar tidak perlu langsung harus bayi tabung. Bisa pertimbangkan dulu dengan program hamil lain Bisa juga melakukan inseminasi, jadi lihat dulu evaluasi pada pasien pemeriksaan hormonnya dulu,” ucap dr. Eko dalam Grand Launching Kato Ojin Fertility Center, Jumat (17/11/2023).
Lebih lanjut dr. Eko menjelaskan, dalam pemeriksaan ini juga tidak hanya pihak perempuan. Namun, suami juga harus mengecek kesehatan spermanya. Pasalnya, jika sperma tidak ada masalah maka peluang kehamilan masih ada meskipun metode yang dilakukan berbeda.
Menambahkan hal tersebut, dokter spesialis kebidanan kandungan lainnya, dr. Muhammad Dwi Priangga, Sp.OG, Sub,Sp.FER menuturkan, PCOS ini juga bisa terjadi karena gaya hidup yang dijalani. Oleh sebab itu, ketika ingin bisa hamil, baik istri maupun suami harus bisa menjaga gaya hidupnya.
“PCOS terjadi karena hormonal, maka kita bisa juga lihat dari lifestyle, terus makanannya, aktivitas fisik, apakah kurang olahraga. Bukan hanya istri yang diperiksa, laki-laki juga harus bisa merubah gaya hidup misalnya, kurangi merokok, terus rajin olahraga, tidur yang cukup,” kata dr. Priangga.
Dengan begitu, akan ada peluang untuk perempuan bisa hamil. Oleh sebab itu, para penderita PCOS jangan berputus asa. Hal ini karena banyak opsi yang dapat dilakukan untuk bisa hamil, salah satunya Mini In Vitro Fertilization (IVF) atau Mild Stimulation.
Metode yang kini dilakukan di Kato Ojin Fertility Center ini, dipercaya dapat meningkatkan kehamilan hingga 60-70 persen. Nantinya metode ini akan menggunakan obat dengan dosis lebih rendah sehingga lebih aman dari efek samping yang muncul.
“Pada IVF konvensional, penggunaan obat stimulasi dosis tinggi bertujuan untuk merangsang ovarium agar memproduksi banyak sel telur untuk diambil. Namun, hal ini dapat menimbulkan berbagai efek samping dan komplikasi,” jelas dr. Priangga.
“Stimulasi minimal, juga dikenal sebagai IVF siklus natural, yang menggunakan obat dengan dosis lebih rendah atau terkadang tidak menggunakan obat sama sekali. Dilakukan pemantauan siklus menstruasi alami perempuan untuk mengambil satu atau beberapa sel telur yang diproduksi secara alami,” pungkasnya.