Penyakit Jantung Penyebab Utama Kematian, Ini Pentingnya Meningkatkan Kualitas Perawatan dan Pengobatan

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Minggu, 19 November 2023 | 11:38 WIB
Penyakit Jantung Penyebab Utama Kematian, Ini Pentingnya Meningkatkan Kualitas Perawatan dan Pengobatan
ilustrasi penyakit jantung (freepik.com/drazenzigic)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit jantung hingga kini masih menjadi salah satu penyakit mematikan di Indonesia bahkan dunia. Berdasarkan Global Burden of Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019 penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan tren peningkatan  penyakit jantung yakni 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018.

Bahkan penyakit jantung ini menjadi beban biaya terbesar. Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2021 pembiayaan kesehatan terbesar ada pada penyakit jantung sebesar Rp.7,7 triliun. Oleh sebab itu penting untuk terus mengembangkan pengetahuan dan keilmuan dalam menangani penyakit jantung. 

Hal itu pula yang membuat Siloam Hospitals Grup menyelenggarakan simposium ilmiah kardiovaskular yang berkorelasi akademik serta aktual, bersinergi institusi medis internasional. 

Baca Juga: 3 Makanan Enak Mencegah Pembuluh Darah Tersumbat, Sudah Sering Konsumsi?

Ilustrasi penyakit jantung (freepik.com/shaynech13)
Ilustrasi penyakit jantung (freepik.com/shaynech13)

Simposium ilmiah ini dihadiri oleh sekitar 500 peserta termasuk dokter spesialis, perawat dan tenaga medis pendukung, serta masyarakat umum. Simposium ilmiah ini merupakan hasil kolaborasi dari 4 RS Siloam yakni RS Siloam Lippo Village, RS Siloam Kebun Jeruk, RS Siloam Jantung Diagram Cinere, dan RS Siloam TB Simatupang.

Empat rumah sakit ini merupakan RS dengan program unggulan bidang kardiovaskular dan telah berhasil melakukan lebih dari 5.700 tindakan katerisasi (PCI) dan lebih dari 1.400 tindakan bypass jantung (CABG) hingga saat ini, Sabtu (19/11/23) di Jakarta.

CEO Siloam Hospitals Group, Caroline Riady, menekankan betapa pentingnya peningkatan kualitas pengobatan jantung di Indonesia. Caroline Riady berharap, dengan dobrakan kemajuan penelitian dan kemajuan teknologi akan menumbuhkan kolaborasi, berbagi kebijaksanaan, dan memperkaya pengalaman untuk dapat meningkatkan kualitas teknologi, kemampuan, dan pembiayaan terkait kardiologi dan kardiovaskular di Indonesia.

"Melalui rangkaian acara simposium kardiovaskular ini kami berharap kualitas pelayanan kesehatan internasional dapat diakses oleh para dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya sebagai tambahan wawasan pum memajukan layanan kesehatan Indonesia," kata Caroline. 

Ia menjelaskan, bahwa kolaborasi antar tenaga medis diperlukan, yaitu sebagai hasil medis yang lebih baik untuk pasien, pun kolaborasi antar institusi medis sangat diperlukan selain dukungan program pemerintah dalam menuju Indonesia yang lebih sehat.

Baca Juga: Lamtoro, Si Petai Cina yang Ternyata Kaya Manfaat untuk Jantung

"Kami akan terus mendengarkan kebutuhan para dokter dan tenaga medis dan melanjutkan komitmen mendukung karya dokter dalam pengabdiannya melalui peningkatan wawasan dan edukasi,” ujar Caroline Riady, Managing Director Grup RS Siloam.

Dr. Dicky Alighery SpBTKV, selaku ketua dari simposium kardiologi dan bedah kardiovaskular, juga menambahkan harapannya dalam partisipasi seluruh tenaga medis agar dapat meningkatkan perawatan penyakit jantung di Indonesia.

Namun, perawatan kesehatan seputar kardiovaskular semakin berkembang secara global, termasuk Indonesia. Beberapa diantaranya adalah prosedur cryoablation untuk aritmea, pemasangan Left Ventricular Assist Device (LVAD) untuk gagal jantung, serta minimal invasive surgery untuk tindakan Percutaneous Coronary Intervention (PCI) atau katerisasi jantung dan pembuluh darah.

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, stroke, jantung koroner, dan gagal jantung terdeteksi sebanyak 15 dari 1.000 penduduk, atau sekitar 4.2 juta penduduk yang menderita penyakit kardiovaskular.

Lebih lanjut, Caroline juga mengatakan bahwa pihaknya ingin terus mengembangkan aspek pengobatan penyakit jantung dan telah memiliki 4 unit cabang yang dikhususkan untuk jantung dan telah terlatih rutin pada prosedur bedah dan operasi jantung, bahkan untuk sejumlah kasus yang rumit. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI