Cegah Masalah Mental Membelenggu Masa Depan Generasi Muda Indonesia, Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa Digelar

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 16 November 2023 | 10:11 WIB
Cegah Masalah Mental Membelenggu Masa Depan Generasi Muda Indonesia, Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa Digelar
Ilustrasi kesehatan jiwa, kesehatan mental (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masalah mental dan kesehatan jiwa masih perlu menjadi perhatian serius di Indonesia. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mengungkapkan bahwa lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun di Indonesia mengalami gangguan mental emosional. Selain itu, lebih dari 12 juta orang dalam kelompok usia yang sama mengalami depresi.

Menurut Sistem Registrasi Sampel yang dilakukan oleh Badan Litbangkes pada tahun 2016, terdapat data yang menunjukkan terjadinya 1.800 kasus bunuh diri setiap tahun, atau dengan kata lain, ada lima orang yang melakukan bunuh diri setiap hari. Dalam statistik ini, 47,7% dari korban bunuh diri berada pada rentang usia 10-39 tahun, yang mencakup anak remaja dan kelompok usia produktif. Angka ini memberikan gambaran serius mengenai tantangan kesehatan jiwa, terutama di kalangan generasi muda dan usia produktif di Indonesia.

Inilah yang mendasari diresmikannya Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa 14 November 2023 sebagai respons atas tingkat urgensi isu kesehatan jiwa yang mengkhawatirkan di Indonesia. Inisiatornya, yang terdiri dari tokoh-tokoh seperti Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Prof. Dr. FX Mudji Sutrisno, SJ., Prof. Dr. Drs. Semiarto Aji Purwanto, M.Si., Dr. Adriana Elisabeth, Dr. Ray W. Basrowi, Maria Ekowati, dan Kristin Samah, menegaskan pentingnya menangani masalah ini.

Sebelum mendeklarasikan Kaukus, para inisiator melakukan studi dan survei secara komprehensif. Dari hasil survei tersebut, 82% responden menyatakan bahwa isu kesehatan jiwa sangat penting, sementara 12% menganggapnya penting. Studi ini juga mengidentifikasi lima urgensi dan tiga esensi kesehatan jiwa di Indonesia, menggambarkan kerumitan masalah ini.

Baca Juga: Selain Menyenangkan, Memasak Dapat Menenangkan Jiwa, Asal Setelah Itu Nggak Cuci Piring

Dr. Ray Basrowi, salah satu inisiator, menyampaikan bahwa urgensi pertama terletak pada dampak multisektor kesehatan jiwa terhadap produktivitas dan kualitas hidup seseorang. Urgensi kedua menyoroti seriusnya masalah pada anak, remaja, dan usia produktif. Sedangkan urgensi ketiga terkait minimnya edukasi dan informasi yang tepat mengenai kesehatan jiwa.

Deklarasi Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa di Perpustakaan Nasional, Selasa (14/11/2023).
Deklarasi Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa di Perpustakaan Nasional, Selasa (14/11/2023).

Lebih lanjut, dua urgensi lainnya menunjukkan bahwa meskipun isu kesehatan jiwa menjadi prioritas global, belum sepenuhnya diakui sebagai prioritas di Indonesia. Terakhir, urgensi kelima menekankan keterkaitan masalah kesehatan jiwa dengan persoalan ekonomi, sosial, dan budaya di Tanah Air.

Tiga esensi kunci yang mendorong urgensi masalah kesehatan jiwa meliputi stigma yang luas terhadap gangguan kesehatan jiwa, lingkungan tidak ramah kesehatan jiwa di keluarga, sekolah, dan tempat kerja, serta fenomena self-diagnostic, terutama di kalangan remaja, anak sekolah, dan pekerja.

Dari matriks isu prioritas dan esensi masalah kesehatan jiwa, beberapa komponen mencuat, termasuk penggunaan gawai tak terkontrol pada anak dan remaja, beban generasi sandwich, pencarian jati diri, pengaruh media sosial, serta problem emosi, perilaku, dan kekerasan berbasis keluarga. Temuan ini mengungkap keterkaitan nilai antargenerasi dengan teknologi digital dan media sosial terhadap kesehatan jiwa anak muda Indonesia.

Deklarasi Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa menegaskan komitmennya untuk mengatasi krisis kesehatan jiwa. Dalam deklarasi tersebut, Kaukus menyatakan diri sebagai gerakan bersama berbasis komunitas, menekankan urgensi masalah kesehatan jiwa melalui advokasi, edukasi, riset, aksi pencegahan, dan mitigasi.

Baca Juga: Review 13 Reasons Why, Serial Netflix tentang Kesehatan Mental pada Remaja

Kaukus juga menyoroti pentingnya menjadikan kesehatan jiwa sebagai isu sentral dan prioritas dalam berbagai lapisan masyarakat. Fokusnya melibatkan masalah kesehatan jiwa di kalangan ibu dan balita, anak usia sekolah, remaja, usia produktif, dan kelompok rentan, dengan keyakinan bahwa kesehatan jiwa berpengaruh pada aspek psikologis, ekonomi, dan sosial budaya.

Selain itu, Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa mengajak pemerintah dan pihak terkait untuk merancang program penanganan kesehatan jiwa sejak dini, mulai dari masa 1000 HPK hingga pendidikan dasar dan menengah. Kaukus juga mendukung berbagai pihak dalam berjejaring untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan jiwa serta cara penanganannya yang tepat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI