Pakar Ungkap Bahaya Sakit Kepala Lama Disertai Deman, Bisa Picu Radang Otak

Riki Chandra Suara.Com
Jum'at, 03 November 2023 | 13:31 WIB
Pakar Ungkap Bahaya Sakit Kepala Lama Disertai Deman, Bisa Picu Radang Otak
Ilustrasi sakit kepala. [Dok.Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang-orang yang mengalami sakit kepala dalam waktu lama, terutama disertai demam, perlu waspada. Menurut dokter spesialis neurologi dari Universitas Indonesia, dr. Kartika Maharani, Sp.S(K), kasus seperti itu bisa berakhir meningitis.

"Demam, sakit kepala yang tidak sembuh-sembuh pakai obat yang biasa diminum kemudian penyebab belum diketahui, tidak ada diare, batuk dan pilek, itu harus dicurigai sebagai meningitis," katanya, Jumat (3/11/2023).

Seseorang dengan gejala awal sakit kepala berkepanjangan dan demam, kata Kartika, biasanya baru dibawa ke rumah sakit bila mengalami gejala ketiga yakni tidak sadar dan kondisi ini sebenarnya dikatakan sudah berat.

"Kalau sudah sampai gejala paling berat, bisa sampai tidak sadar, kejang, kelemahan tangan dan kaki, itu mengobatinya sangat sulit dan nanti gejala sisanya juga berat," jelas Kartika.

Baca Juga: Japanese Encephalitis Sedang Merebak di Assam: 38 Jiwa Jadi Korban, 238 Orang Terinfeksi

Meningitis merupakan radang otak dan selaput otak yang bisa mengenai siapa saja mulai dari anak-anak hingga dewasa usia tua. Penyebabnya bisa bermacam-macam tergantung usia yang terkena, pada anak misalnya kebanyakan disebabkan bakteri.

Menurut Kartika, khusus di Indonesia, penyebab paling banyak merupakan infeksi kuman TB yang menyerang otak.

"Tetapi bukan cuma bakteri atau kuman TB, tetapi ada juga jamur, virus dan penyebab lainnya, dan gejalanya bisa berbeda-beda," kata dia yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSI) itu.

Berbicara orang yang rentan terkena meningitis, Kartika menyebut orang dengan kekebalan tubuh rendah contohnya pada anak-anak dan lansia, orang dengan penyakit tertentu yang membuat kekebalan tubuh turun seperti HIV dan pasien kanker.

Sampai saat ini, sambung Kartika, pengobatan meningitis bersifat mengobati kuman yang menyerang tetapi tidak bisa mengembalikan kerusakan otak yang sudah terjadi.

Baca Juga: Epidemiolog Usul Pemerintah Lakukan Observasi 6 Jam pada Jemaah Haji yang Pulang ke Indonesia

Oleh karena itu, sekali lagi, dia mengingatkan orang-orang tak mengabaikan gejala seperti sakit kepala berkepanjangan dan disertai demam.

"Setelah kondisinya sangat berat, sangat sulit mengembalikan kerusakan otak yang sudah terjadi. Seringkali masih ada kesulitan berbicara, lemas tangan dan kaki, kadang masih ada kejang. Sembuh tapi masih ada gejala sisa. Jadi jangan sampai datang ke rumah sakit terlambat," demikian pesan Kartika. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI