Cacar Monyet Juga Intai Anak-Anak, Mantan Direktur WHO Angkat Bicara

Rabu, 01 November 2023 | 10:32 WIB
Cacar Monyet Juga Intai Anak-Anak, Mantan Direktur WHO Angkat Bicara
Ilustrasi Seseorang Terkena Cacar Monyet (unsplash/new foundation)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus cacar monyet dikahwatirkan bisa menyerang anak-anak juga. Namun, temuan infeksi cacar monyet terhadap anak sebenarnya tidak sebanyak kejadian pada orang dewasa. 

Pakar kesehatan yang juga mantan direktur WHO, prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa sampai sekarang tidak ditemukan adanya kasus cacar monyet pada anak-anak.

"Mulai juga ada pertanyaan tentang kasus pada anak, yang sejauh ini belum ada informasi nya di negara kita. Data dunia menunjukkan bahwa hanya 1,3 persen kasus mpox yang usianya di bawah 18 tahun, dan dari 335 data yang ada, maka ada 1 anak yang meninggal dunia serta 14 persen masuk dirawat di RS," kata prof Tjandra kepada suara.com, Selasa (31/10/2023).

Lesi cacar monyet. (Elements Envato)
Lesi cacar monyet. (Elements Envato)


 
Sampai dengan 30 Oktober 2023, data Kementeria Kesehatan RI disebutkan sudah ada 24 kasus cacar monyet di Indonesia. Sementara itu, secara global datanya sudah ada 91.123 kasus mpox. Sebagian besar, atau 81,9 persen persen, ada di 10 negara dengan kasus terbesar, tertinggi di Amerika Serikat (30.636 ribu kasus) dan di urutan ke 10 adalah Tiongkok (satu-satunya negara Asia dengan 10 kasus terbanyak dunia) dengan 1.799 kasus. 

Baca Juga: Jarang Diketahui, Berikut 3 Manfaat Daging Belut Sebagai Makanan Bayi

Dominasi kasus secara gender yang ada di Indonesia mirip seperti yang ada di dunia. Di mana cacar monyet tersebut lebih banyak diidap oleh laki-laki.

"Semua 24 kasus kita adalah laki-laki, dan data WHO juga menyebutkan bahwa 96% kasus dunia adalah laki-laki. Di dunia umur rata-rata kasus (median) adalah 34 tahun, lebih dari 80% penularan terjadi melalui hubungan sex, serta 52,7% kasus adalah mereka dengan HIV (+)," jelasnya.

Dari lebih 90 ribu kasus di dunia itu juga tercatat adanya 153 kematian. Prof Tjandra menjelaskan bahwa angka tersebut menunjukan kalau angka kematian cacar monyet saat ini masih jauh di bawah 1 persen. 

"Kita tahu bahwa kematian akibat virus cacar monyet galur/”clade” II yang sekarang banyak ditemui memang rendah, tetapi kematian akibat clade 1 lebih tinggi. Akan baik kalau kita diinformasikan tentang galur/”clade” apa yang ditemui pada kasus-kasus negara kita sekarang ini," sarannya.

Baca Juga: Jadi Menantu Mastur, Ini Harapan Yosi Kepada sang Komedian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI