Adapun pemberian izin edar ini dilakukan BPOM bersamaan dengan aksi peninjauan kesiapan fasilitas produksi bahan baku vaksin mRNA dan fasilitas filling multi produk, yang nantinya diharapkan semakin banyak vaksin yang bisa dibuat dari fasilitas tersebut, dan semakin banyak penyakit endemik yang bisa dikurangi bahkan bisa eliminasi.
Head of Corporate Relations PT Etana Biotechnologies Indonesia, Andreas Donny Prakasa menjelaskan kegiatan ini juga merupakan salah satu bukti transfer teknologi dari negara maju ke Indonesia, agar bisa mandiri memproduksi obat dan vaksin mencegah penyakit endemik.
"Hal ini sebagai bentuk komitmen kami untuk memproduksi obat biologi dan vaksin secara lokal, sebagai upaya mendukung Pemerintah dalam menciptakan kemandirian dan ketahanan nasional di bidang Kesehatan," ungkap Andreas.
Adapun salah satu vaksin mRNA yang saat ini mulai diproduksi di dalam negeri, yaitu Vaksin PCV13 yang saat ini dapat persetujuan melakukan uji klinik yang bakal di lakukan di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar. Uji klinik dilakukan dengan merekrut 600 subjek yang direncanakan dilakukan pada Minggu ke-2 November 2023.
Uji klinik PCV13 ini untuk menilai pemberian vaksin yang lebih efisien (hanya tiga kali), dan diberikan bersamaan dengan vaksin program seperti vaksin DTP, Hib, Hep B, dan Polio.