Suara.com - Gangguan tiroid adalah kondisi medis di mana produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kelenjar tiroid memainkan peran penting dalam mengatur metabolisme dan fungsi tubuh, termasuk menjaga suhu tubuh, fungsi otak, jantung, otot, dan organ lainnya.
Sayangnya, gangguan tiroid sering terabaikan. Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia menderita gangguan tiroid, dan lebih dari setengah dari mereka tidak terdiagnosis.
Di Indonesia, diperkirakan ada sekitar 12,4 juta penderita hipotiroidisme dan hanya 1,9% yang mendapatkan penanganan, serta 13,2 juta penderita hipertiroidisme dengan tingkat penanganan hanya sekitar 6,2%.
Oleh sebab itu, PT Merck Tbk bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan InaTA cabang Jakarta mengadakan skrining gangguan tiroid gratis di RSCM Kencana, Jakarta (03/10).
Baca Juga: 5 Artis Berjuang Sembuh dari Hipertiroid, Raffi Ahmad Terancam Berhenti dari Dunia Hiburan
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, mengatakan gangguan tiroid penting untuk diperhatikan karena jika tidak terdeteksi segera dan mendapatkan penanganan yang tepat, akan menyebabkan kondisi hipertiroidisme atau hipotirodisme yang dapat berdampak serius pada semua kelompok usia.
"Untuk itu, Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya deteksi dini dan diagnosis gangguan tiroid pada populasi dewasa yang berisiko tinggi, melakukan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi baru lahir, dan memastikan pengobatan yang efektif untuk hipertiroid dan hipotiroid di Indonesia," kata Maxi dalam keterangannya.
Ketua Indonesian Thyroid Association Cabang Jakarta Raya (InaTA Jaya), dr. Dicky L. Tahapary, mengingatkan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam deteksi dan pengelolaan gangguan tiroid di Indonesia. Masyarakat perlu menyadari risiko gangguan tiroid dan tidak takut untuk melakukan skrining.
Sementara itu Head of China & International Healthcare, Merck KGaA, Hong Chow mengatakan, mengatakan bahwa mereka menyadari tantangan besar yang dihadapi saat ini adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap gangguan tiroid, bahkan di kalangan dokter. Sebab, kondisi gangguan tiroid memiliki gejala yang bervariasi dan sering disalahtafsirkan sebagai penyakit lain.
"Untuk itu, sebagai mitra bagi tenaga kesehatan, Merck telah menjalankan Program RAISE Tiroid dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit ini selama beberapa tahun terakhir. Hal tersebut penting dilakukan karena melihat adanya kebutuhan edukasi dan peningkatan kapabilitas dokter sebagai lini terdepan yang memberikan layanan kesehatan langsung kepada masyarakat untuk dapat meningkatkan skrining dan diagnosis gangguan tiroid pada populasi dewasa berisiko tinggi dan bayi baru lahir di Indonesia,' kata Hong Chow.