Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memprediksi Indonesia bakal dilanda Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue atau KLB DBD di akhir 2023 atau awal 2024 karena El Nino. Kira-kira gimana cara mencegahnya?
Hal ini diungkap langsung Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, bahwa saat suhu udara semakin tinggi atau panas karena El Nino menyebabkan perkembangan nyamuk Aedes Aegypti jadi lebih banyak dan lebih cepat bertumbuh.
El Nino adalah fase hangat atau pemanasan berkala suhu permukaan laut di tengah dan timur Samudra Pasifik. Ditambah kata Maxi, fenomena alam yang sudah terjadi 10 tahun terakhir ini akan mempercepat proses nyamuk Aedes Aegypti dari telur menjadi nyamuk dewasa.
"(El Nino suhu udara hangat) membuat kepadatan nyamuk makin tinggi, dia akan mempercepat proses nyamuk dari menetas lalu jadi kepompong dan berubah jadi nyamuk dewasa itu hanya 1 sampai 5 hari. Padahal di cuaca hangat bisa itu paling cepat itu 6 hingga 7 hari. Sedangkan pada suhu rendah (dingin atau tidak hangat) itu bisa sampai belasan hari," ujar Maxi dalam acara peluncuran Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD antara Kemenkes dan Takeda di Hotel Raffles, Rabu (27/9/2023).
Mirisnya lagi kata Maxi, khusus untuk telur nyamuk yang bisa berubah jadi jentik itu bisa bertahan hidup hanya dengan menempel di kain, saat udara di suhu tinggi atau hangat seperti El Nino. Mengerikannya, saat telur nyamuk di kain ini terkena air selanjutnya bisa dengan cepat berubah jadi jentik
"Jadi cuaca dan suhu sangat berpengaruh. Dalam penelitian suhu di bawah 20 derajat nyamuk mengigit 5 hari sekali. Tapi kalau suhu tinggi, frekuensi mengigit dari 5 hari bisa jadi mengigit 2 hari sekali," jelas Maxi lagi.
Inilah sebabnya kata Maxi, saat Indonesia pada Oktober dan November memasuki musim hujan, diprediksi kasus DBD akan tinggi dan melonjak hingga memicu KLB yang harus diantisipasi dan diwaspadai.
"Kasus DBD diprediksi bakal tinggi di Januari, Februari, Maret, April. Jadi kasus akan meledak (memicu KLB) di akhir 2023 dan awal tahun 2024, meski begitu surat edaran kami sudah sebarkan (ke seluruh daerah berisiko) untuk tingkat kewaspadaan KLB DBD," klaim Maxi.
Ia menambahkan, KLB DBD ini diprediksi akan mengancam daerah dengan penduduk padat, khususnya Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta yang perlu jadi perhatian ekstra mengantiasipasi pasien DBD saat terjadi KLB. Inilah sebabnya sarana kesehatan, kampanye hingga edukasi pencegahaj DBD terus digalaka .
Baca Juga: 5 Formasi CPNS 2023 Tanpa TOEFL dari Kemenkes hingga Kemendagri
"Sekalipun untuk daerah-daerah tertentu saya kira di kota manapun kalau faktor risiko lingkungan tempat perindukan nyamuk banyak pasti menjadi prioritas," jelasnya.