Suara.com - Pandemi membawa banyak pelajaran dan perubahan bagi sistem kesehatan di Indonesia. Sejak pandemi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) semakin fokus mengembangkan ekosistem yang berkelanjutan dan terintegrasi.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan tidak hanya untuk melakukan tracing pengguna saja, tetapi juga untuk mengembangkan bahan baku farmasi, vaksin, produk biologis, dan perangkat kesehatan.
"Oleh sebab itu, Kemenkes berkomitmen untuk menghubungkan industri lokal dengan sektor-sektor lainnya dan perusahaan dunia, dengan harapan dapat membangun sistem kesehatan yang memadai dan mumpuni," ujarnya saat memberikan sambutan dalam Opening Ceremony HIMSS23 APAC Health Conference & Exhibition, Selasa (19/9/2023).
Dalam pernyataannya, Dante menjelaskan bahwa saat ini Indonesia telah mempresentasikan industri perangkat medis dan mencari peluang investasi potensial dengan berbagai negara seperti Tiongkok, Jerman, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab.
Baca Juga: Pemprov DKI Sempat Mau Relokasi Warga Rusun Marunda Tahun Lalu Tapi Tertahan Karena Kendala Ini
“Menurut proyeksi kita, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan Indonesia mencapai 12%. Artinya, Indonesia masih membutuhkan komoditas kesehatan inovatif yang belum terpenuhi," pungkasnya.
Estimasinya, kata dia akan ada peningkatan permintaan empat kali lipat untuk kebutuhan perangkat kesehatan dan farmasi untuk memenuhi fasilitas 60 ribu faskes dalam melayani 270 juta rakyat Indonesia.
Selain itu, Dante juga menjabarkan pencapaian Kemenkes yang berhasil melakukanperubahan aplikasi garapan Kemenkes, PeduliLindungi menjadi SATUSEHAT. PeduliLindungi adalah sebuah aplikasi yang dirancang secara khusus untuk mendeteksi dan melacak kasus COVID-19 ketika pandemi berlangsung.
Namun, seiring dengan menurunnya kasus COVID-19 di Indonesia, aplikasi ini bertransformasi menjadi SATUSEHAT.
SATUSEHAT adalah platform telemedicine menstandarisasi protokol pertukaran data dan mengintegrasikan ekosistem kesehatan Indonesia dan menggunakan menggunakan big data dan kecerdasan buatan dalam membuat kebijakan.
Baca Juga: Viral Dokter Tifa Klaim Akan Ada Lockdown Gegara Pandemi 2.0 di 2023, Netizen Siap Lapor Polisi
Setiaji, Ketua Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI, berkata bahwa tahun ini menandakan tonggak sejarah transformasi teknologi kesehatan di Indonesia.
“Setelah pandemi COVID-19 mulai terkendali, kami terus mengembangkan strategi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga dan memperkuat ketahanan kesehatan kami,” ujarnya pada pemaparan bertajuk Through the Lens: Transformation of Health Technology in Indonesia (Melalui Lensa: Transformasi Teknologi Kesehatan di Indonesia) yang turut membuka sesi Selasa (19/9/2023).
Setiaji berkata bahwa kendala paling menantang di Indonesia adalah mengumpulkan data yang akurat. Namun dengan dukungan dan kerja sama tim dalam Kementerian Kesehatan, pengumpulan, olah, dan analisis data dapat berhasil dilakukan. Hal ini juga dianggap sebagai salah satu puncak utama kesehatan Kemenkes dalam melayani masyarakat Indonesia.
"Mengingat pentingnya hal ini, terbukti dari keberhasilan negara-negara di seluruh dunia, terdapat potensi kolaborasi di antara kita. Membangun kepercayaan di antara kita dan memantapkan komitmen kita untuk sistem layanan kesehatan yang lebih baik di masa depan, kolaborasi yang sinergis, tersinkronisasi, dan tertata dengan baik dapat terjalin,” tambahnya.
Karena itu, Kemenkes menyambut baik gelaran HIMSS23 APAC Health Conference & Exhibition yang mengusung tema “Health that Connects + Tech that Cares”.
Ini afalah konferensi kesehatan digital yang membahas bagaimana teknologi, data real-time, dan layanan kesehatan terkini berbasis nilai (value-based healthcare) dapat mengoptimalkan kesehatan manusia.
Berlangsung pada 18-21 September 2023, tahun ini Indonesia didapuk menjadi tuan rumah. Dante mengatakan bahwa terpilihnya kembali Indonesia sebagai tuan rumah dalam acara tahunan ini merupakan suatu kebanggaan. Terutama mengingat visi HIMSS23 APAC juga sejalan dengan agenda Kementerian Kesehatan dalam melakukan transformasi dan kolaborasi sistem kesehatan.
“Saya percaya bahwa meningkatkan layanan kesehatan menggunakan teknologi dapat memberikan kendali pada masyarakat, terutama pasien dalam mengontrol kesehatan serta menyediakan alat dan fasilitas yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik,” tutup Dante.