Suara.com - Usus adalah rumah dari triliunan bakteri baik dan bakteri jahat. Bakteri baik, atau yang biasa dikenal dengan probiotik, adalah mikroorganisme hidup yang bila dikonsumsi dalam jumlah yang tepat dapat memberikan manfaat kesehatan pada tubuh manusia, khususnya sistem pencernaan.
Sebaliknya, bakteri jahat adalah jenis bakteri yang bisa menyebabkan penyakit atau infeksi ketika masuk dan berkembang biak dalam tubuh manusia. Keseimbangan antara kedua bakteri ini memiliki peran yang vital bagi kesehatan tubuh manusia secara keseluruhan.
Ketika jumlah bakteri jahat dalam tubuh melebihi jumlah bakteri baik, maka hal ini dapat mengakibatkan gangguan pada sistem pencernaan bahkan masalah kesehatan lainnya. Kondisi akan ketidakseimbangan rasio bakteri dalam tubuh tersebut disebut dysbiosis.
Menurut keterangan tertulis dari Dr. Ika Devi Sp.PD, dysbiosis merupakan kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan jumlah mikroorganisme dalam tubuh manusia. Penyebab dari kondisi ini bisa bermacam-macam, mulai dari perubahan pola makan, mengonsumsi bahan kimia seperti pestisida, stress atau cemas, hingga penggunaan antibiotik yang berkepanjangan.
Dr. Ika juga lanjut memaparkan bahwa terdapat beberapa sinyal yang mungkin dapat menjadi pertanda bahwa tubuh sedang kekurangan asupan probiotik.
"Ketika tubuh kekurangan probiotik, biasanya muncul berbagai gangguan khususnya pada pencernaan, seperti nyeri atau terasa kembung pada perut,” ujarnya.
Selain masalah pencernaan, kurangnya asupan probiotik juga dapat menimbulkan gejala gangguan kesehatan lain seperti kelelahan, sulit berkonsentrasi, bahkan timbulnya rasa gelisah. Beberapa gejala ini dimungkinkan terjadi akibat terganggunya fungsi bakteri baik dalam sistem pencernaan.
“Dalam tubuh kita sebetulnya banyak bakteri baik. Bakteri baik ini fungsinya menyerap nutrisi dan menghasilkan beberapa vitamin dalam saluran usus seperti asam folat, niasin (B3), B6, dan B12. Jika terjadi ketidakseimbangan antara bakteri jahat dan bakteri baik, maka berbagai fungsi bakteri baik ini akan terganggu,” katanya.
Sayangnya, faktor-faktor seperti stress dan pola makan kurang sehat saat ini semakin sulit untuk dihindari. Kehidupan modern seringkali mendorong individu untuk beradaptasi dengan ritme yang cepat, menuntut efisiensi waktu yang seringkali mengorbankan kualitas makanan yang dikonsumsi.
Baca Juga: Argon Group Perkuat Ekosistem Digital Kesehatan Lewat Aplikasi GPOS B2B

Begitu juga dengan tuntutan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari yang dapat menimbulkan tekanan emosional, sehingga stress menjadi bagian yang tak terpisahkan dari rutinitas banyak orang. Oleh karena itu, perlindungan ekstra menjadi sangat penting untuk menjaga keseimbangan mikroorganisme tubuh, khususnya bagi mereka yang berada di lingkungan perkotaan dengan mobilitas tinggi.