Suara.com - Dokter gigi ingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan meminta cabut gigi hanya karena gigi berlubang atau sakit gigi, karena risiko efek samping yang berbahaya.
Fakta ini dijelaskan langsung Dr. Drg. Aditya Wisnu, Sp.KG(K) di sela acara Indonesia Dental Exhibition & Conference atau IDEC 2023, bahwa mencabut gigi bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh. Ini karena tubuh menjadi cacat dan membuat fungsi kunyah makanan terganggu, yang hasilnya penyerapan gizi jadi tidak maksimal.
"Gigi itu sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Salah satunya untuk bisa mempertahankan fungsi supaya dia bisa mengunyah makanan dengan lebih halus dan bisa memecah molekul zat gizi yang ada di makanan tersebut," ujar Dr.Drg. Aditya kepada suara.com setelah jadi pembicara di Main Lecture IDEC di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (16/9/2023).
Sehingga dokter gigi yang bergelut di bidang Microscopic Conservative Dentistry Specialist Lecturer ini mengatakan, saat ini mayoritas dokter gigi akan berusaha semaksimal mungkin mempertahankan dan memperbaiki gigi daripada mencabutnya.
Baca Juga: Digelar September, IDEC 2023 Suguhkan One-Stop Destination for Dental Needs di Indonesia
Apalagi dengan mempertahankan keberadaan gigi, fungsi ludah untuk memecah gizi dalam makanan bisa maksimal. Ini karena semakin halus makanan yang kunyah gigi, maka semakin mudah kinerja lambung dan jadi tidak mudah sakit.
"Ketika masuk dalam sistem pencernaan, kerjanya tidak terlalu berat, tetapi zat gizi banyak yang bisa lebih diserap. Sehingga konsep sekarang dengan membuang gigi, maka potensi kita untuk dapat gizi yang cukup itu jauh lebih berkurang," papar Dr. Aditya.
Di sisi lain, beberapa cara yang akan diusahakan dokter gigi sebelum putuskan gigi dicabut, yaitu melakukan perawatan akal, tambal gigi, restorasi atau perbaikan agar pasien tidak merasakan nyeri karena gigi berlubang atau gusi bengkak.
Sehingga dengan memperhatikan gigi dengan perawatan saluran akar, dengan penambalan dan restorasi crone dan sebagainya itu untuk mengembalikan fungsi kunyah kita sehingga kita bisa mempertahankan kesehatan tubuh kita jadi lebih baik.
"Di awal jika pasien merasa sakit, maka di awal kita lakukan sebelum pasien memutuskan cabut, hilangkan dulu rasa nyerinya. Kita bersihkan kasih obat dan sebagainya, kita kontrol, agar pasien bisa merasakan. Oh iya enak ya dok, saya jadi mempertahankan gigi," pungkas dr. Aditya.
Baca Juga: Mahyeldi Minta Distribusi Dokter Gigi Merata di Sumbar, Jangan Menumpuk di Padang
Sementara itu, saat dr. Aditya menjadi pembicara dirinya secara mendalam memberikan edukasi dan seminar tentang perawatan akar gigi, hingga metode kuratif atau pengobatan jika bakteri masuk hingga di bagian akar gigi atau bahkan sampai ke tulang.
Dalam acara IDEC 2023 yang berlangsung sejak 15 hingga 17 September ini, terlihat ribuan dokter gigi di dalam dan luar negeri datang untuk saling berdiskusi dan bertemu untuk melayani pasien dengan gigi bermasalah.
Menariknya acara ini tidak hanya mendatangkan narasumber dokter dalam negeri. Tapi ada juga dokter luar negeri yang berbagi teknik dan teknologi maju di negaranya, seperti dokter gigi asal Jepang, Mesir, India, hingga Amerika Serikat.
Bahkan tidak hanya sebatas kuratif atau pengobatan penyakit gigi, acara ini juga membagikan pengetahuan metode estetik alias perawatan gigi dengan tujuan kecantikan atau perbaikan penampilan.
Tidak hanya seminar, ajang bergengsi untuk seluruh dokter gigi Indonesia ini juga menghadirkan berbagai alat dan teknologi pengobatan gigi, dari yang masih jadi andalan hingga teknologi mutakhir sekaligus.