Suara.com - Perkembangan industri kedokteran gigi di Indonesia terus bertumbuh. Namun sayangnya, hal itu belum diimbangi dengan ketersediaan alat kesehatan produksi lokal yang memadai.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI pada 2023, industri farmasi dan alat kesehatan di tanah air sampai saat ini masih mengalami ketergantungan pada negara lain, mulai dari bahan baku hingga teknologi.
Sebanyak 70 persen suplai alat kesehatan di Indonesia bahkan masih dipenuhi oleh produk impor.
Ketua Umum PB PDGI, drg. Usman Sumantri, M.Sc. menyoroti masalah ini sebagai suatu tantangan yang harus disinergikan dengan kekuatan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Baca Juga: Dulu Koar-Koar Dapat Beasiswa, Kini Mayang Nunduk Batal Jadi Maba Kedokteran Gigi: Nilainya..
Tak dapat dipungkiri, salah satu kendala pada penyelesaian masalah kesehatan gigi muncul karena peralatan penunjang kedokteran gigi yang terbatas.
"Kemandirian farmasi dan alat kesehatan bukan hanya soal bagaimana cara mengatasi masalah kesehatan gigi, tapi juga bagaimana cara menggerakan roda ekonomi sekaligus memberdayakan para pelaku industri dalam negeri," kata dia pada opening Indonesia Dental Exhibition & Conference (IDEC), Jumat (15/9/2023) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
Untuk mengupdate teknologi kedokteran gigi di Indonesia, event berkonsep Business to Business (B2B) IDEC digelar mulai 15-17 September 2023 di JCC, Jakarta.
Acara yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) berkolaborasi dengan Koelnmesse Pte.Ltd dan PT Traya Eksibisi Internasional ini diikuti oleh 250 brands dari 14 negara pada IDEC 2023.
Dengan IDEC, drg. Usman berharap jika pelaku industri kesehatan gigi lokal dapat menampilkan karya produk terbaik sekaligus beradaptasi dengan kemajuan teknologi dari negara lain untuk terus menciptakan formulasi produk teknologi yang solutif bagi permasalahan gigi dan mulut di tanah air.
Baca Juga: Ulasan Anime Cheat Kusushi No Slow Life: Jadi Tuan di Dunia Lain?
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia, Apt, M.Pharm, MARS dalam sambutannya pada seremoni pembukaan IDEC, sangat mengapresiasi penyelenggaraan IDEC yang sudah berlangsung untuk ketiga kalinya ini.
IDEC kata dia telah menjelma menjadi trendsetter perkembangan industri kedokteran gigi sekaligus dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
"IDEC juga menjadi momentum strategis untuk mewujudkan kemandirian farmasi dan alat kesehatan di Indonesia, khususnya kesehatan mulut dan gigi," pungkasnya.
Sebagai pameran berskala internasional, IDEC 2023 tentunya membuka peluang besar bagi peningkatan jumlah wisatawan asing yang berkunjung. Tercatat ada 73 peserta pameran dari luar negeri dan 170 pengunjung dari 32 negara yang berpartisipasi.
"Ini kesempatan bagi Indonesia untuk menampilkan produk-produk terbaiknya bukan hanya terkait kedokteran gigi, tetapi juga banyak hal yang bisa menjadi multiflyer effect dari penyelenggaraan IDEC,” ungkap Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Drs. Vinsensius Jemadu, MBA.
Sebut saja di antaranya sikap keramahtamahan masyarakat Indonesia (hospitality), kuliner, seni dan budaya, souvenir dan sebagainya.
Sebagai pameran kedokteran gigi terlengkap di Indonesia, Presiden Direktur Traya Eksibisi Internasional, Andy Wismarsyah, mengatakan, selama IDEC 2023 akan diadakan business matching yang memungkinkan para pelaku kesehatan gigi untuk melakukan transaksi bisnis perlengkapan kesehatan gigi sesuai kebutuhan.
Selain berbagai penawaran harga, pengunjung yang beruntung bahkan berkesempatan mendapatkan doorprize berupa dental chair senilai Rp50 juta dari Pacific Dental dan sikat gigi listrik senilai Rp4 juta yang dari Fondaco.