Suara.com - Dokter spesialis paru sarankan jika mengalami infeksi saluran napas akut (ISPA) seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani disarankan cuci hidung dan rutin minum air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
Saran ini perlu dilakukan, terlebih jika terserang ISPA yang kondisinya semakin parah akibat polusi udara Jakarta. Data per Jumat (1/9/2023) menunjukan indeks kualitas udara (AQI) berada di angka 194, dengan kategori tidak sehat.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR-RI, Menkeu Sri Mulyani mengalami suara serak hingga tidak bisa menjawab pertanyaan anggota DPR-RI. Bahkan ia sampai meminta Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara yang memberi penjelasan.
"Suara saya hilang, jadi mohon izin Pak Wamen (Suahasil Nazara) saja (menjelaskan soal RAPBN 2024)," Menkeu Sri Mulyani yang hadir secara daring, Kamis (31/8/2023).
Baca Juga: Jakarta Darurat Polusi Udara, Pj Gubernur Heru Budi Bentuk Satgas Khusus
"Suara saya belum (jelas) Pak, tadi ingin bicara tapi belum bisa Pak. Yes, ISPA," sahut Menkes Sri Mulyani lagi saat kembali ditanya pimpinan Komisi XI DPR-RI.
Berikut ini 3 cara mencegah perburukan ISPA akibat paparan polusi udara, yang bisa dilakukan:
1. Sering Minum Air Putih
Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru), dr. Januar Habibi, B.Med.Sc., Sp.P menjelaskan, dibanding hanya berfokus pada volume cairan, frekuensi seberapa sering minum bantu melarutkan polusi udara yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga disarankan 20 menit sekali membasahi tenggorokan meski minum hanya beberapa teguk.
"Air minum nggak cuma volume yang kita jaga, tapi juga frekuensi coba kita rutinkan, karena itu bantu membersihkan apa-apa yang mengganggu di tenggorokan kita," jelas dr. Yanuar saat konferensi pers pembagian 999 paket masker untuk warga Jakarta hadapi polusi udara oleh MS Glow, di Tebet Eco Park, Jakarta, Jumat (1/9/2023).
Baca Juga: Waduh! Menkes Beberkan Kasus ISPA di DKI Jakarta Meningkat 4 Kali Lipat Gegara Polusi Udara
2. Lakukan Cuci Hidung
dr. Yanuar juga menyarankan, untuk mengurangi efek buruk polusi udara sebaiknya rutin cuci hidung. Tujuannya agar zat polusi yang berukuran besar, dan masih ada di saluran napas atas seperti hidung bisa kembali dikeluarkan dengan air.
"Jadi mungkin untuk teman muslim cuci hidung bisa sangat membantu, karena tadi disampaikan bahwa si zat polutan ukuran tertentu akan menempel di rongga hidung, jadi kalau kita bisa cuci hidung sebelum dia masuk, itu akan keluar, itu akan bantu," jelas dr. Yanuar.
Melansir Hello Sehat, cuci hidung salah cara untuk melegakan rongga hidung dan meredakan gejala hidung tersumbat, bersin-bersin dan kelebihan produksi lendir.
Namun disarankan tidak mencuci hidung menggunakan air keran. Ini karena air keran belum tentu bebas kuman, sehingga berisiko untuk kesehatan hidung. Disarankan menggunakan larutan saline dari NaCl yang dibuat sendiri atau dijual di apotek.
Apabila ingin membuat larutan saline sendiri, campurkan tiga sendok teh garam non-yodium dan satu sendok teh soda kue. Simpan campuran ini dalam wadah tertutup dan toples bersih sebelum saatnya digunakan.
3. Jaga Stamina Tubuh
Cara terakhir untuk mengurangi efek polusi bahaya, yaitu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan stamina. Ini karena, kata dr. Yanuar polusi udara bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh, yang hasilnya penyakit karena infeksi bakteri dan virus bisa mudah terjadi.
"Karena stamina akan semakin lemah seseorang, akan mudah terkena penyakit paru. Kalau sakit, sudah terapi sederhana dilakukan di rumah, 3 hari enakan tidak apa-apa nggak perlu ke dokter. Tapi setelah itu malah bikin parah, tanpa demam, sebaiknya langsung ke rumah sakit," tutup dr. Yanuar.
Menjaga stamina tubuh bisa dari pola makan sehat dan seimbang, rutin berolahraga, cukup istirahat, hingga hindari stres atau kesehatan mental lebih diperhatikan.