7 Fakta Terbaru Kasus Bullying Dokter Junior: Bermula dari RS Adam Malik, 3 RS Pendidikan Kena Sanksi

Sabtu, 19 Agustus 2023 | 13:32 WIB
7 Fakta Terbaru Kasus Bullying Dokter Junior: Bermula dari RS Adam Malik, 3 RS Pendidikan Kena Sanksi
Ilustrasi kasus bullying dokter di rumah sakit. (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) langsung bertindak tegas, setelah menerima 44 laporan bullying dokter di rumah sakit pendidikan, yang sudah sangat terkoordinir dan berlangsung hingga puluhan tahun.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, aksi bullying calon dokter spesialis ini harus segera dibereskan, karena akan berdampak pada pelayanan pasien sehingga dokter cenderung bersikap kasar dan tidak ramah.

"Ini harus dibereskan, kita tidak ingin rumah kita jadi serabutan, tidak berbudaya. Kita ingin ini jadi rumah yang baik untuk pekerja dan pelajar. Saya percaya masih banyak peserta didik guru yang baik. Kita akan rapikan sekarang supaya tidak terjadi lagi," ujar Menkes Budi dalam acara konferensi pers pada Kamis (17/8/2023).

Berikut ini rangkuman fakta terbaru bullying calon dokter spesialis di RS Pendidikan, yang berhasil dirangkum suara.com:

Menkes Budi Gunadi Sadikin saat berbicara di depan Komisi 9 DPR RI. [Tangkapan layar]
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat berbicara di depan Komisi 9 DPR RI. [Tangkapan layar]

1. Bewasal Dari RS Adam Malik Medan

Jelang akhir konferensi pers, Menkes Budi bercerita awal mula ia mendengar cerita terkait bullying calon dokter spesialis saat menerima pendidikan di RS milik Kemenkes pertama kali terjadi di RS Adam Malik.

"Memang ini kejadiannya ini dulu sempat ada masukan ke saya, dari salah satu rekan sesama di pemerintahan, pada saat ada laporan mengenai RS Adam Malik, bahwa ada dokter memberikan pelayanan sangat buruk dan kasar kepada pasiennya," cerita Menkes Budi.

Dari sini Menkes Budi mendapati, alasan perilaku kasar terhadap pasien terjadi karena dokter calon spesialis itu stres. Penyebab stresnya pemberlakuan jam kerja di luar normal.

"Sesudah itu dilakukan diskusi dengan banyak peserta pendidikan spesialis di banyak RS, dan kesimpulannya mendekati 100 persen mendapatkan hal yang sama," ungkap Menkes Budi.

Baca Juga: Menteri Kesehatan: Dokter Senior Panggil Junior Dengan Nama Hewan

2. Bullying Sudah Terkoordinir

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI