Ketua Dokter Junior Ngaku Bullying Meningkat, Tapi Minta Kemenkes Jelaskan Definisinya

Minggu, 23 Juli 2023 | 07:26 WIB
Ketua Dokter Junior Ngaku Bullying Meningkat, Tapi Minta Kemenkes Jelaskan Definisinya
Ilustrasi dokter. (Pixabay/parentingupstream)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, dr. Tommy Dharmawan, Sp.BTKV, Ph.D akui terjadi bullying dokter pada teman sejawatnya. Tapi berharap Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berikan definisi jelas terkait bullying di pendidikan kedokteran.

dr. Tommy bercerita, meski dirinya saat menempuh pendidikan kedokteran tidak mendapatkan perilaku bullying, tapi ia mendapat laporan dari teman-temannya yang mengalami bullying.

"Hal-hal bullying ditempat saya tidak ada, tetapi mungkin ada juga tempat teman-teman saya, misalnya memberikan makan untuk senior, ataupun memberi lapangan bola, itu saya kira ada memang," ujar dr. Tommy melalui konferensi pers virtual, Sabtu (22/7/2023).

Ilustrasi dokter (Unsplash)
Ilustrasi dokter (Unsplash)

dr. Tommy juga membenarkan, kasus bullying dokter meningkat belakangan ini. Tapi ia meminta tidak semua tugas pemberian dokter senior yang terkesan menyusahkan adalah perilaku bullying, salah satunya saat diminta memeriksa pasien di pagi hari.

"Tetapi misalnya, ketika disuruh bangun pagi untuk melakukan tugas mencatat pasien, jam 5 pagi, itu termasuk dalam kompetensi akademik pelayanan kesehatan pada pasien, bukan hal-hal yang bullying menurut saya," papar dr. Tommy.

Definisi dan rincian penjelasan apa itu bullying inilah yang kata dr. Tommy harus diperjelas Kemenkes. Apalagi praktik tindakan medis, memang cukup menyulitkan, sehingga butuh tekad, ketekunan dan disiplin yang baik saat mendapat tugas terkait praktik di rumah sakit pendidikan.

"Perlu definisi yang jelas, tindakan apa saja yang masuk dalam kategori bullying. Walaupun dalam putusan menteri kesehatan, sudah ada definisi, tapi saya kira memang harus jelas," ungkap dr. Tommy.

Ia juga berharap, definisi yang jelas terkait bullying dokter yang dijelaskan Kemenkes, tidak sampai memperburuk kinerja organisasi profesi (OP), dengan anggapan tugas yang diberikan dokter senior dianggap bullying, karena definisi yang belum terang benderang.

"Kita harus jujur, ada beberapa hal tidak termasuk bullying, tetapi di blow up diviralkan, dan hanya untuk memberikan efek kesan negatif kepada organisasi profesi, itu harus jelas, apa yang terjadi di masyarakat," tutup dr. Tommy.

Baca Juga: Viral Bullying Dokter Senior ke Junior: Dari Ngurus Baju Kotor Sampai Patungan Ratusan Juta

Di sisi lain, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Adib Khumaidi menegaskan sejak awal bakal bertindak tegas terhadap aksi bullying dokter dari mulai kekerasan fisik, penyalahgunaan keuangan, dan pelecehan seksual bahkan dikenakan sanksi tiada ampun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI