Suara.com - Pada dasarnya tidak ada batasan usia kapan bayi harus berhenti menggunakan popok, tetapi bayi biasanya menunjukkan tanda-tanda siap menggunakan toilet antara usia 18 bulan hingga 3 tahun.
Anak yang sedang menjalani proses toilet training akan dibiasakan untuk buang air di toilet pada siang hari. Tetapi, sebenarnya, tidak ada usia pasti anak untuk benar-benar terlatih saat toilet training.
Jadi diantara usia ini anak masih dapat menggunakan popok apalagi saat malam hari dan saat bepergian. Sejalan dengan alasan ini, berat badan anak juga akan semakin bertambah. Apalagi terdapat beberapa bayi mengalami peningkatan berat badan berlebih di usianya.
Karena itu, penggunaan popok harus disesuaikan dengan ukuran berat bayi, jangan terlalu besar atau terlalu kecil. Sehingga bayi lebih nyaman dan terhindar dari kebocoran yang dapat memicu ruam popok.
Baca Juga: Pria Bejat di Riau Cabuli Anak Kandung Berkali-kali hingga Hamil
Pemilihan popok untuk anak yang telah memasuki masa toilet training juga penting untuk diperhatikan. Faktanya, prevalensi tertinggi dermatitis popok diyakini karena meningkatnya konsumsi makanan padat pada usia tersebut.
Memahami hal tersebut, Makuku meluncurkan SAP Diapers Grow Care, popok untuk bayi plus size dan toddler yabg sedang menjalani masa toilet training dengan teknologi SAP pertama di Indonesia.
Popok ini tersedia dalam ukuran 3XL dan kedepannya akan dilengkapi dengan XXL dan 4XL. Ukuran popok yang lebih besar dengan keunggulan 2 lapisan inti struktur SAP membantu menyerap cairan lebih banyak hingga 10 jam.
"Keunggulan ini mampu membantu Si Kecil yang sedang belajar toilet training untuk tetap nyaman saat tidur menggunakan popok di malam hari. Saat masa toilet training, popok yang ideal justru harus dapat menjaga kestabilan pH, dan keringnya kulit serta mencegah terjadinya ruam," jelas Jason Lee, CEO MAKUKU Indonesia dalam siaran pers yang Suara.com terima Kamis (13/7/2023).
Popok ini juga diciptakan dengan permukaan rongga udara sehingga sirkulasi udara pada saat digunakan terjaga dan kulit Si Kecil tetap kering.
Baca Juga: Sosok Joko Sutiardi, Kadis PUPR Pelalawan Viral Diduga Telantarkan anak
Popok ukuran besar namun tipis ini juga mampu menyerap cairan secara merata, sehingga mencegah terjadinya osmosis balik pada popok. Hal ini dikarenakan inovasi teknologi lapisan ganda dari Inti struktur SAP tidak mengandung campuran bubur kayu dan partikel sehinggga mencegah kulit terkontaminasi terlalu lama dengan urin ataupun fases Si Kecil yang dapat menyebabkan ruam popok.
"Dengan adanya popok ini maka Ibu juga lebih mudah dalam menjalani proses toilet training bersama Si Kecil dan tanpa drama ruam popok," tutup dia.