Suara.com - Memasuki musim pancaroba dengan cuaca tidak menentu bisa tiba-tiba panas atau hujan, rentan membuat anak mudah sakit seperti muntaber atau flu perut yang berbahaya hingga mematikan.
Gastroenteritis atau flu perut yang lebih dikenal muntaber adalah salah satu penyakit menular berupa peradangan di dinding saluran pencernaan, khususnya lambung dan usus. Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala berupa mual, muntah, dan diare.
Disebutkan Dokter Spesialis Anak Eka Hospital Pekanbaru, dr. Yasri Dalfi Yaunin, Sp.A anak usia di bawah 5 tahun lebih rentan mengalami muntaber. Ini karena muntaber disebabkan virus rotavirus dan norovirus serta bakteri seperti E.coli dan Salmonella atau bisa juga parasit, seperti Giardia dan Entamoeba.
"Virus, bakteri dan parasit ini tidak mati karena sanitasin yang buruk ataupun cuaca dingin yang membuat virus dan bakteri ini tidak cepat mati, dan menempel pada makanan ataupun barang," jelas dr. Yasri melalui keterangan yang diterima suara.com, Jumat (7/7/2023).
Baca Juga: Catat! 5 Destinasi Wisata Yang Cocok Kamu Kunjungi Saat Libur Sekolah
dr. Yasri menambahkan anak terkena muntaber gejalanya bisa dilihat setelah 1 hingga 3 har terinfeksi, dan berlangsung 3 hingga 7 hari. Namun pada kasus yang parah dapat bertahan hingga 10 hari. Berikut ini gejala muntaber yang bisa dikenali:
1. Muntah
Mual lalu muntah saat terinfeksi kuman seperti virus, bakteri, atau parasit pada dinding lambung dan lapisan usus. Ini memicu organ pencernaan memproduksi lebih banyak cairan yang membuat perut terasa tidak nyaman, yang berdampak merasakan mual dan bisa berakhir muntah.
2. Feses Cair Saat BAB
BAB dengan intensitas sering dalam jangka waktu satu jam dengan feses cair menandakan bahwa terdapat infeksi dalam sistem pencernaan, sehingga berdampak pada usus tidak mampu menyerap makanan dan air dengan baik. Inilah yang mengakibatkan tekstur feses lembek atau cair saat buang air besar.
Baca Juga: Liburan Sekolah Penting Bagi Kesehatan Mental Anak-Anak
3. Demam
Demam merupakan respon peradangan alami tubuh saat sedang melawan infeksi. Dengan kondisi yang terus muntah dan BAB ini dapat menguras hampir sebagian besar cairan tubuh yang berdampak menjadi dehidrasi karena kehilangan cairan tubuh.
4. Kurang Nafsu Makan
Salah satu gejala muntaber yang harus diwaspadai adalah menurunnya nafsu makan. Orang yang sedang muntaber akan merasa tidak nafsu makan akibat perut yang sedang meradang diserang infeksi.
Adapun cara menangani muntaber pada anak yang paming tepat dengan memberikan lebih banyak cairan pada tubuh agar tidak dehidrasi termasuk juga pemberian oralit. Berikut ini langkah detail untuk mengatasinya:
- Memberikan larutan elektrolit oral (oralit) kepada buah hati untuk diminum sesering mungkin.
- Jika intensistas muntah si buah hati sering, dapat memberikan teh manis hangat beberapa tegukan kecil setiap beberapa menit. Kemudian jika muntah sudah berhenti, pada anak bayi bisa diberikan ASI.
- Walaupun dianjurkan minum larutan oralit, tetap bantu berikan air putih agar cairan tubuh tetap terpenuhi.
- Saat sudah berhenti muntah berikan makanan padat atau nasi lembek terlebih dahulu dalam jumlah lebih sedikit.
Lantaran penyakit ini mudah menular, terlebih anak asik beraktivitas di luar ruangan. Berikut ini cara mencegah muntaber pada anak:
- Pastikan makanan serta minuman yang dikonsumsi anak sudah bersih, serta rutin menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal anak. Jangan lupa untuk lengkapi jadwal imunisasi anak.
- Ajarkan anak selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan ataupun setelah menyentuh benda kotor.
- Pastikan konsumsi makanan matang sempurna serta makanlah selagi hangat. Hindari konsumsi daging mentah atau setengah matang.
- Berikan asupan cairan yang cukup meskipun hanya dalam jumlah kecil dan sering. Bayi dan anak-anak dengan sistem kekebalan yang belum baik disarankan untuk tidak menyentuh hewan reptil atau burung karena dapat membawa bakteri Salmonella, yang bisa mengakibatkan infeksi lebih parah pada anak-anak.
- Berikan imunisasi Rotavirus untuk membantu kekebalan tubuh anak terhadap virus rotavirus.