Hari Keluarga Nasional 2023: Sejarah dan Tujuannya Hanya untuk Kurangi Stunting?

Rabu, 28 Juni 2023 | 15:41 WIB
Hari Keluarga Nasional 2023: Sejarah dan Tujuannya Hanya untuk Kurangi Stunting?
Sejarah Hari Keluarga Nasional Diperingati Tiap Tanggal 29 Juni (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tanggal 29 Juni mendatang diperingati sebagai sebagai Hari Keluarga Nasional 2023. Tapi masih sedikit yang tahu tujuan dan sejarah Hari Keluarga Nasional dirayakan. Benarkah hanya untuk mengatasi stunting?

Direktur Komunikasi Informasi dan Edukasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (KIE BKKBN), Eka Sulistia Ediningsih menjelaskan penetapan Hari Keluarga Nasional didasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 39 Tahun 2014 tentang Hari Keluarga Nasional.

Meski diperingatkan secara nasional, tapi bukan sebagai hari libur sehingga masyarakat Indonesia bisa beraktivitas seperti biasanya.

"Tanggal 29 Juni merupakan kristalisasi semangat pejuang Keluarga Berencana (KB) untuk memperkuat dan memperluas program KB,” ujar Eka melansir situs resmi BKKBN, Selasa (28/6/2023).

Baca Juga: Hidangan Favorit Keluarga, Resep Ayam Goreng yang Lembut dan Gurih

Sejarah Hari Keluarga Nasional

Seperti yang sudah disinggung Eka, Hari Keluarga Nasional tidak lepas dari penetapan program KB sebagai program nasional pada 2014 silam.

Tapi jauh sebelum itu, Hari Keluarga Nasional sudah lebih dulu dicanangkan Presiden Soeharto pada tanggal 29 Juni 1993 di Provinsi Lampung. Program ini juga dicetuskan Prof. Dr. Haryono Suyono yang saat itu menjabat sebagai Ketua BKKBN.

Ada 3 poin utama yang disampaikan Prof. Haryono kepada Presiden Soeharto terkait Hari Keluarga Nasional. Poin pertama, mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa. Kedua, tetap menghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan bangsa.

Dan ketiga, membangun keluarga menjadi keluarga yang bekerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga yang sejahtera. Ketiga poin itu disetujui, hingga tercipta Hari Keluarga Nasional pada 29 Juni setiap tahunnya.

Baca Juga: Tak Dapat Dukungan Keluarga Saat Bermasalah, Tasyi Athasyia Dibela Penuh Suami: Nyawa Saya Untuk Tasyi

Keluarga Kunci Penurunan Stunting

Stunting memang jadi tantangan pemerintah sebagai pemangku kepentingan, harus bisa memastikan anak Indonesia lahir dengan gizi cukup. Sehingga keluarga memainkan peranan penting, karena langsung berhubungan dengan anak.

Apalagi data menunjukan satu dari empat balita di Indonesia mengalami stunting yakni kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi, infeksi berulang, dan stimulasi lingkungan yang kurang mendukung.

Stunting adalah keadaan anak gagal tumbuh baik secara fisik maupun kognitif (kemampuan berpikir). Biasanya anak tumbuh lebih pendek dari teman sebayanya. Ini terjadi karena anak kurang mendapat asupan gizi seimbang, termasuk ASI dan zat yang merusak sel.

Kondisi ini berefek jangka panjang hingga lanjut usia. Stunting berdampak sangat buruk bagi masa depan anak-anak Indonesia.

“Perencanaan keluarga adalah poin penting yang harus dipersiapkan setelah menikah. Perencanaan keluarga menjadi titik upaya pencegahan stunting," kata Eka.

Perayaan Hari Keluarga di Dunia

Hampir setiap negara di dunia memiliki hari keluarganya tersendiri, seperti Amerika Serikat yang merayakan Family Day di hari Minggu pertama di bulan Agustus setiap tahunnya.

Lalu ada juga Afrika Selatan yang merayakan Hari Keluarga pada Selasa pertama di bulan November setiap tahunnya.

Bahkan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB menetapkan Hari Keluarga Internasional pada 15 Mei setiap tahunnya.

Poin dari perayaan Hari Keluarga ini, yaitu momen berkumpul bersama anggota keluarga, merayakan kebersamaan dan saling memberi kasih sayang satu sama lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI