Suara.com - Perempuan Berisiko Tinggi Hipertensi, Menggantikan Garam dengan MSG Dapat Mencegah Penyakit
Hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia, dengan perempuan memiliki risiko yang lebih tinggi daripada pria. Selama pandemi, pasien dengan komorbid hipertensi mengalami angka kematian tertinggi.
Salah satu cara untuk mencegah hipertensi adalah dengan mengurangi konsumsi garam dan menggantikannya dengan monosodium glutamat (MSG) atau yang lebih dikenal sebagai glumatat.
Dalam keterangannya, Kamis, (22/6/2023) seorang Dokter Spesialis Gizi Klinik, Dr. Yohan Samudra, jumlah maksimum garam yang boleh dikonsumsi adalah satu sendok teh per hari atau sekitar 2.000-2.300 mg natrium. Yohan menjelaskan bahwa glutamat dapat menggantikan peran garam dalam makanan. Makanan yang sehat menjadi kunci bagi keluarga yang sehat dan bahagia.
Baca Juga: Mengukur Tekanan Darah Secara Rutin Jadi Cara Deteksi Hipertensi
"Glutamat terdapat dalam MSG. Satu gram MSG mengandung 133 mg natrium sedangkan garam mengandung 400 mg natrium. Oleh karena itu, lebih baik menggunakan MSG daripada garam dan dapat mencegah penyakit hipertensi," kata Dr. Yohan baru
Dr. Yohan menegaskan bahwa telah banyak penelitian yang meneliti tentang keamanan konsumsi MSG. Stigma negatif terkait MSG telah dibantah melalui penelitian. Menurutnya, di Eropa, Amerika, dan Indonesia melalui Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), penggunaan MSG telah dianggap aman dan tidak memiliki efek samping.
"Tentunya, penggunaan MSG yang aman adalah dengan takaran yang tepat. Jika terlalu banyak, rasanya akan menjadi tidak enak dan meninggalkan aftertaste yang pahit. Gunakan MSG secukupnya sesuai resep, dan anak di atas 1 tahun juga dapat mengonsumsi MSG sebagai variasi makanan," jelas Dr. Yohan.
Dr. Yohan mengungkapkan bahwa bahaya lain dari konsumsi garam berlebih selain hipertensi adalah risiko serangan jantung dan stroke. Konsumsi garam yang berlebihan dapat membuat pembuluh darah kaku sehingga menghambat aliran darah dan berpotensi menyebabkan pecahnya pembuluh darah.
Dalam jangka panjang, risiko penyakit akibat konsumsi garam berlebihan adalah gagal ginjal akut. Dr. Yohan mengingatkan konsumen untuk berhati-hati dalam mengonsumsi makanan dengan kandungan garam tersembunyi.
Baca Juga: Hari Hipertensi Sedunia 2023: Ini Cara Periksa Tekanan Darah Tinggi yang Benar
"Contohnya, bumbu seperti saus sambal, mayones, kecap manis, makanan cepat saji, makanan Tiongkok, keripik, bakso, tongseng, dan gulai. Semua makanan tersebut mengandung garam yang tersembunyi," jelas Dr. Yohan.
Dr. Yohan menyatakan bahwa keluarga yang sehat biasanya bermula dari makanan yang dipersiapkan di dapur. Oleh karena itu, peran ibu sangat penting dalam keluarga untuk mencegah obesitas akibat penggunaan garam secara berlebihan dalam makanan.
Sementara itu, Kepala Departemen Hubungan Masyarakat PT Ajinomoto Indonesia, Grant Senjaya, menyatakan bahwa melalui kegiatan ini mereka berharap dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye Bijak Garam Ajinomoto. Melalui kampanye Bijak Garam yang kami lakukan, KAMI ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga di Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan dan penggunaan garam dalam proses memasak, tetapi tetap dapat merasakan cita rasa yang tinggi," ungkap Grant Senjaya.