Mengenal Bakteri Wolbachia, Teknologi Anyar yang Terbukti Ilmiah Bisa Cegah Demam Berdarah Dengue

Kamis, 15 Juni 2023 | 15:38 WIB
Mengenal Bakteri Wolbachia, Teknologi Anyar yang Terbukti Ilmiah Bisa Cegah Demam Berdarah Dengue
Ilustrasi nyamuk DBD. (pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tanggal 15 Juni setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN Teknologi, dan kini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) fokus menerapkan program bakteri Wolbachia, apa ya?

Teknologi Wolbachia merupakan program tambahan pemberantasan DBD selain upaya 3M+, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Jumantik.

Mengutip situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Peneliti World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Prof. Adi Utarini menjelaskan teknologi Wolbachia dinilai mampu mengendalikan virus dengue penyebab DBD.

Peneliti yang akrab disapa Prof. Uut itu menjelaskan Wolbachia adalah bakteri yang bisa tumbuh alami di serangga terutama nyamuk, kecuali aedes aegypti.

Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti (Freepik/Jcomp)
Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti (Freepik/Jcomp)

Sehingga dengan membuat nyamuk aedes aegypti mengandung bakteri Wolbachia, maka dengan sendirinya saat nyamuk menghisap darah mengandung virus dengue maka nyamuk resisten atau terhindar sebagai pembawa virus dengue.

Bakteri Wolbachia yang ada di tubuh nyamuk ades aegypti membuat virus dengue tidak akan menyebar ke tubuh manusia.

Di Indonesia, uji coba penyebaran nyamuk mengandung Wolbachia sudah dilakukan di Yogyakarta dan Bantu. Jika nanti terbukti efektif maka uji coba dan penyebaran akan diperluas.

Prof. Uut juga mengatakan kasus demam berdarah dengan Wolbachia bisa ditekan hingga 77 persen. Bahkan ia mengklaim lebih efektif dan lebih murah dibanding pemberian vaksin dengue.

“Penelitian WMP Yogyakarta, sudah menghasilkan bukti bahwa di wilayah yang kita sebari nyamuk angka denguenya menurun 77,1% dan angka hospitalization karena dengue berkurang 86,1%. Intervensi ini efektivitasnya lebih bagus daripada vaksin dengue,” ujar Prof. Uut dalam unggahan Kemenkes 22 Juli 2022 lalu.

Baca Juga: Kemenkes Prediksi Tahun 2023 Kasus DBD Akan Meningkat Karena Ini

Jika teknologi ini sukses tersebar ke seluruh Indonesia dan jadi program nasional, optimis bisa menurunkan kasus penularan virus dengue penyebab DBD.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI