Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN 2023: Singkatan 3M Sudah Berubah Loh, Ini Artinya!

Kamis, 15 Juni 2023 | 13:13 WIB
Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN 2023: Singkatan 3M Sudah Berubah Loh, Ini Artinya!
Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang menularkan virus dengue. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memperingati Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN yang jatuh pada 15 Juni setiap tahunnya, masih banyak masyarakat yang belum tahu singkatan 3M cegah DBD sudah berubah loh.

Jika sebelumnya singkatan 3M terdiri dari menguras penampungan air, menutup penampungan air dan mengubur barang bekas, kini sudah berubah. Pada M yang terakhir sudah tidak lagi diartikan mengubur melainkan mendaur ulang barang bekas.

Apalagi mengutip situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kamis (15/6/20233) menyebutkan kini program sudah diubah menjadi 3M+ yang ditambah dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Gejala Demam Berdarah Dengue dan Cara Mengatasinya (Pexels.com)
Gejala Demam Berdarah Dengue dan Cara Mengatasinya (Pexels.com)

Plus yang dimaksud ini yaitu dengan menaburkan bubuk larvasida di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan atau sulit untuk dikuras. Larvasida berfungsi sebagai pembunuh larva nyamuk sehingga tidak bisa menetas atau berkembang menjadi nyamuk.

Seperti diketahui, virus dengue penyebab DBD umumnya dibawa dan ditularkan nyamuk aedes aegypti dengan cara menggigit manusia. Uniknya nyamuk ini cenderung menyukai air yang tenang dan bersih untuk berkembang biak. Bahkan ia bisa beterbangan dan berseliweran di siang hari karena terang.

"Ditambah mirisnya di perkotaan, banyak perkantoran yang masih terang karena sinar lampu saat malam hari, sehingga DBD ini semakin mengancam karena nyamuknya di perkotaan bisa menyerang 24 jam," ujar Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr.  Anggraini Alam, SpA(K) dalam acara di Jakarta beberapa waktu lalu.

Akibat sebaran nyamuk ini ada di perkotaan, Kemenkes juga menyarankan masyarakat untuk menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan lotion anti nyamuk, pakai kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi rumah, dan tidak menggantung pakaian di dalam rumah.

Selain itu kata Kemenkes, 3M+ dan PSN saja tidak cukup karena perlu dilakukan Jumantik yaitu juru pemantau jentik. Berupa orang yang melakukan pemeriksaan, pemantauan, dan pemberantasan jentik nyamuk.

Programnya berupa satu rumah satu jumantik, dimana di satu rumah ada satu orang yang ditugaskan untuk lakukan 3M+ dan PSN.

Baca Juga: Hingga September, Ratusan Kasus DBD Terjadi di Kutim , 1 Orang Meninggal Dunia

Upaya paling baru, Kemenkes juga memanfaatkan teknologi Wolbachia. Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh alami pada serangga terutama nyamuk, kecuali nyamuk aedes aegypti. Bakteri ini bisa melumpuhkan virus dengue, khususnya bila ada nyamuk aedes aegypti menghisap darah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI