Suara.com - Mi instan memang tidak disarankan untuk balita. Karenanya, saat mengetahui putra bungsunya Rayyanza Malik Ahmad mencicipi hidangan tersebut, Nagita Slavina pun dengan tegas melarang hal tersebut.
Hal ini terlihat dalam potongan video yang diunggah akun TikTok @rayyanzatv. Dalam video tersebut, Rayyanza yang akrab disapa Cipung ini terlihat meminta hidangan mi instan yang sedang dinikmati sang kakak Rafathar.
Meski wanita dalam video sudah melarangnya, namun Rafathar terdengar ingin memberi sang adik suapan mi instan tersebut. Akhirnya, Rayyanza Cipung pun terlihat mencicipi sepotong mi instan yang dimasak dengan telur itu.
"Tuh dikit kasih A'," ujar si wanita dalam video.
Baca Juga: Diduga Ingin Cium Bibir Rayyanza, Aksi Mbak Lala Kena Nyinyir Netizen: Makin Kelewatan
"Hmm enak," ungkapnya lagi saat Rayyanza akhirnya mencicipi mi instan Rafathar.
Mendengar hal tersebut, Nagita Slavina tampak terkejut. Ia bertanya apa yang sedang dimakan putra sulungnya tersebut. Saat tahu hidangan itu adalah mi instan, istri Raffi Ahmad itu langsung bertanya mengapa memberinya ke Rayyanza.
"Kok dikasih?," tanya Gigi sapaan akrabnya.
"Sama Rafathar," ucap si wanita yang menggendong Rayyanza.
Mendengar hal tersebut, Gigi pun mengatakan jika Rayyanza tak diperbolehkan menyantap mi instan, walau hanya mencicipinya.
Baca Juga: Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Jual Jet Pribadi, Netizen: Bisa COD, Tukar Tambah Scoopy Bisa
"Ga boleh makan itu adiknya aduh. Nggak boleh makan mi, nggak boleh mi yang itu," ungkap wanita 35 tahun itu.
"Cuma segini," jawab wanita yang bersama Rafathar dan Rayyanza.
"Nanti minta lagi," ucap Gigi ketus.
Mi instan memang tidak disarankan untuk balita, bahkan anak-anak yang lebih besar. Hal tersebut memiliki beberapa alasan, termasuk soal kandungan gizi di dalamnya.
Berikut ini alasan mie instan bukan pilihan yang sehat untuk anak-anak, seperti dilansir Halodoc.
Mie adalah Makanan yang Sudah Diproses
Mie instan adalah makanan olahan tinggi yang sebagian besar terdiri dari tepung olahan (maida). Makanan semacam ini tidak mengandung vitamin dan mineral esensial apa pun dan karenanya tidak memiliki nilai gizi. Sehingga tidak heran jika banyak ahli gizi yang menyebut mie instan sebagai makanan kosong.
Mengandung Lemak Trans
Mie akan dikukus dan kemudian digoreng dalam minyak untuk memperpanjang umur simpannya. Hal ini menyebabkan lemak trans dari minyak menjadi bagian dari mie. Akibatnya, makanan ini menjadi penyebab kenaikan berat badan pada anak.
Ada Lapisan Lilin dalam Mie
Mie perlu terlihat menarik, dan untuk mencapainya maka ia akan dilapisi dengan lapisan lilin dalam proses pembuatannya. Lilin sangat berbahaya bagi anak-anak sebab diketahui dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
Mengandung Propylene Glycol
Mie instan tidak bisa mengering dan ia perlu mempertahankan kelembapan internal. Untuk itu mie ditambahkan dengan propilen glikol. Anak-anak berada pada risiko yang lebih tinggi dengan bahan kimia ini karena bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang pada jantung, hati, dan ginjal karena bisa menumpuk di dalamnya.
Mengandung MSG
MSG, seperti yang terkenal disingkat dan dilaporkan dalam berita, banyak digunakan dalam mie instan untuk meningkatkan rasa. Bahan kimia ini berbahaya bagi anak-anak maupun orang dewasa, karena diduga memengaruhi fungsi otak, namun kaitannya belum diketahui dengan pasti.
Mengandung Sodium Sebagai Pengawet
Mie mengandung garam dalam jumlah tinggi untuk diawetkan dalam jangka waktu lama. Sodium yakni jenis garam yang termasuk dalam bahan mie merupakan bahan yang bisa berbahaya karena bisa secara langsung mempengaruhi organ-organ vital. Zat ini juga dapat menyebabkan kerusakan ketika dikonsumsi secara berlebihan.
Mengandung Bahan Kimia Berbahaya Lainnya
Terlepas dari alasan yang disebutkan di atas, berbagai bahan kimia seperti peliat dan dioksin ada dalam bahan yang digunakan untuk mengemas mie. Bahan kimia ini bersifat karsinogenik dan tetap berada dalam mie meskipun kamu sudah memasaknya.
Seseorang mungkin berasumsi bahwa jumlah konsumsinya tidak tinggi atau mereka berhati-hati saat memasak, tetapi faktor-faktor tertentu yang dapat menyebabkan risiko kanker semakin tinggi jika seseorang terlalu sering mengonsumsinya.