Suara.com - Setiap tahunnya pada 29 April diperingati sebagai Hari Posyandu Nasional 2023. Menariknya penelitian menyebutkan dibanding dokter influencer Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) itu lebih dipercaya masyarakat.
Fakta ini terekam melalui penelitian survei yang dilakukan Health Collaborative Center (HCC) terhadap 2151 responden di 30 provinsi Indonesia menemukan nyaris 90 persen ibu menjadikan Posyandu sebagai sumber informasi utama kesehatan tumbuh kembang anak.
"Hipotesis kita pikir influencer kesehatan seperti kita (dokter influencer) live di media sosial bisa dijadikan sumber informasi utama, tapi ketika diadu dengan Posyandu, penyuluhan di Posyandu menang telak, karena 89 persen responden yang mewakili ibu Indonesia yang berarti 9 dari 10 ibu lebih percaya Posyandu," ujar Peneliti HCC dr. Ray Wagiu Basrowi di Jakarta Selatan, Sabtu (29/4/2023).
Bukan hanya dijadikan rujukan informasi utama, riset dengan responden yang terdiri dari 62 persen ibu lulusan SMA dan 23 persen lulusan perguruan tinggi itu menunjukan kepercayaan masyarakat terhadap Posyandu sangatlah tinggi mencapai 96 persen.
Baca Juga: Dokter Boyke Sebut Lelaki Gemuk Punya Mr P yang Rentan Menciut, Kenapa Begitu?
"Jadi 96 persen secara umum ibu-ibu mempercayakan tumbuh kembang anaknya di Posyandu. Kalau dipercaya Posyandu itu bisa bagus," jelas dokter yang juga ketua HCC itu.
Menurut dr. Ray tingginya kepercayaan ibu Indonesia pada Posyandu itu tidak terjadi begitu saja, tapi berkat peran kader Posyandu yang terlatih dan diawasi tenaga kesehatan. Apalagi kader Posyandu sangat dekat dan mengenali karakter masyarakat di lingkungan sekitar karena terdiri dari para ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga).
"Ibu PKK kan tahu caranya ngomong mereka memiliki keunggulan. Kader Posyandu ini jadi key driver Posyandu di Indonesia. Jadi Posyandu masih powerful, tugas mereka (kader dan pemerintah) jangan ninggalin, transformasi kesehatan harus tetap memperhatikan Posyandu," jelas dr. Ray.
Hasilnya studi HCC ini merekomendasikan bahwa pemantapan kader sangat penting, karena sebagaimana lumrahnya suatu pendekatan pelayanan kesehatan komunitas, kader posyandu memiliki keunggulan proximity yang terbukti efektif.
Itu sebabnya pelatihan kader Posyandu dengan modul spesifik sesuai kompetensi 1000 hari pertama kehidupan juga harus dilengkapi dengan modul komunikasi kesehatan efektif.
Baca Juga: Pelihara Ikan Hiu di Akuarium, Dokter Richard Lee Dikritik Netizen: Bukan Habitatnya
Bahkan rekomendasi lain adalah penting mempercepat transformasi teknologi di Posyandu, serta memperluas cakupan layanan kesehatan di Posyandu seperti memasukkan aspek layanan kesehatan mental dan kesehatan penglihatan.
"Ini karena dari temuan HCC sebelumnya mendapati 40 persen anak SD di DKI Jakarta alami masalah penglihatan khususnya miopi atau rabun jauh, yang bisa mengganggu proses belajarnya di sekolah terlebih bagi anak yang duduk di kursi belakang," tutup dr. Ray.