Suara.com - Penderita diabetes boleh puasa jika sudah berkonsultasi dengan dokter. Tapi harus tahu juga waktu suntik insulin saat puasa Ramadhan, agar tetap bugar beraktivitas seharian.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital BSD, dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD mengatakan pasien diabetes atau diabetesi lebih rentan mengalami kenaikan dan penurunan kadar gula darah saat puasa.
"Akhirnya mengharuskan mereka untuk menjaga gaya hidup. Bahkan pada sebagian pasien diabetes mereka harus menggunakan suntik insulin secara rutin hanya untuk menjaga kadar gula darahnya," ujar dr. Jimmy melalui keterangan yang diterima suara.com, Selasa (11/4/2023).
Insulin adalah hormon alami yang diproduksi oleh tubuh untuk membakar kadar gula yang ada dalam darah menjadi energi. Pada penyandang diabetes, biasanya sudah tidak bisa memproduksi insulin yang cukup secara alami.
Baca Juga: 5 Manfaat Oatmeal untuk Kesehatan, Cocok Dikonsumsi Selama Puasa!
Berikut ini aturan waktu suntik insulin saat puasa Ramadhan yang perlu diperhatikan:
1. Diabetesi Boleh Puasa Ramadhan
dr. Jimmy meminta para penyandang diabetes tidak perlu patah hati, karena umumnya dokter memperbolehkan puasa jika diabetes terkontrol dengan baik.
"Selama terkontrol dan tidak memiliki gejala lainnya yang dapat membahayakan kesehatan," pesan dr. Jimmy.
2. Pantau Kadar Gula
Baca Juga: Pasien Diebetes dan Hipertensi Harus Latihan Puasa Sebelum Ramadhan, Bagaimana Caranya?
Lantaran tidak makan minum seharian, para diabetesi wajib memantau gula darah. Seperti apakah puasa menyebabkan kadar gula melonjak tinggi daripada biasanya yakni hiperglikemia, atau kadar gula darah terlalu rendah yaitu hipoglikemia.
"Untuk menghindari itu terjadi, memonitor kadar gula darah Anda secara rutin setiap harinya, terutama awal-awal berpuasa," jelas dr. Jimmy.
3. Waktu Memeriksa Gula Darah
Pemantauan ini harus dilakukan di waktu yang sama setiap hari saat awal puasa. Seperti sebelum sahur, pagi hari, tengah hari, menjelang sore, sebelum berbuka puasa, dua jam setelah berbuka puasa.
"Dan kapan saja jika Anda mengalami gejala hipoglikemia seperti keringat dingin, lemas, menggigil, berdebar, gemetar," jelas dr. Jimmy.
4. Hentikan Puasa
Apabila mengalami hipoglikemia, segera hentikan puasa untuk sementara hingga kadar gula kembali normal kembali. Selain itu, apabila saat pemeriksaan gula darah rata-rata lebih dari 250 mg/dL, maka diskusikan kembali dengan dokter apakah puasa dapat dilanjutkan.
5. Ketahui Jenis Insulinnya
Penggunaan insulin harus rutin sesuai saran dokter. Apalagi jenis insulin ada jangka panjang dan pendek. Jenis insulin ini harus berkonsultasi dengan dokter.
"Ini karena frekuensi penggunaan dan dosis insulin memerlukan penyesuaian selama puasa, dan mungkin akan berbeda dengan sebelum berpuasa," jelas dr. Jimmy.
6. Waktu Konsumsi Obat Diabetes
Meski berpuasa, konsumsi obat mungkin tetap harus dilakukan. Ingatlah bahwa saat berpuasa, mungkin ada perbedaan cara penggunaan obat, termasuk waktu makan obat, dosis obat, dan frekuensi penggunaan.