Cegah Kanker Serviks, 5 Fakta Vaksin HPV Sebelum Disuntik dan Lakukan Seks!

Selasa, 11 April 2023 | 09:50 WIB
Cegah Kanker Serviks, 5 Fakta Vaksin HPV Sebelum Disuntik dan Lakukan Seks!
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kanker serviks atau kanker leher rahim penyebab kematian tertinggi kedua pada perempuan di Indonesia. Salah satu cara mencegah kanker serviks dengan suntik vaksin HPV, gimana ya aturannya?

Kanker serviks disebabkan infeksi human papiloma virus atau HPV yang menetap di leher rahim. Penyebab virus ini bisa masuk karena aktivitas seksual yang berisiko, seperti berganti-ganti pasangan, merokok hingga terinfeksi penyakit kelamin lain.

"Sebagian besar infeksi HPV tidak menimbulkan gejala. Terkadang, kutil yang timbul di kelamin atau bagian tubuh lain merupakan satu-satunya tanda yang terlihat. Infeksi virus ini tidak memiliki pengobatan anti-virus spesifik, dapat sembuh sendiri dengan bantuan imunitas tubuh. Namun, pada wanita yang berusia 30 tahun ke atas, kemungkinan untuk terjadi infeksi yang menetap menjadi lebih besar," ujar Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Andry, Sp. O. G, FMIGS, FEGRF melalui keterangan yang diterima suara.com, Senin (10/4/2023).

Ilustrasi virus HPV. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi virus HPV. (Sumber: Shutterstock)

Berikut ini 5 fakta menarik vaksin HPV jika ingin mengaksesnya untuk cegah kanker serviks:

Baca Juga: Infeksi pada Rahim Tak Menimbulkan Gejala, Dokter Sarankan Lakukan Deteksi Dini Kanker Serviks

1. Fungsi Vaksin HPV Membentuk Antibodi

Vaksinasi HPV jadi satu pencegahan primer kanker serviks, yang akan membentuk antigen ke dalam tubuh individu akan menginduksi terbentuknya antibodi atau kekebalan terhadap infeksi alamiah dari HPV.

" Vaksinasi dapat mencegah infeksi HPV penyebab kanker berkembang menjadi kanker serviks invasif," jelas dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah Bintaro Jaya itu.

2. Dosis Vaksin HPV Remaja dan Dewasa

Penerapan vaksin HPV di Indonesia terbagi pada remaja, yang saat ini masuk program pemerintah pada anak SD usia 9 hingga 14 tahun yang belum menstruasi, dan hanya perlu 2 dosis vaksin HPV.

Baca Juga: Awas! Seks Usia Dini Tingkatkan Risiko Kanker Serviks

Sedangkan pada perempuan dewasa di atas 18 tahu diberikan tiga dosis. Selaiknya efek samping setelah vaksinasi HPV, meliputi nyeri, bengkak, dan kemerahan yang hanya bersifat sementara.

"Antibodi atau kekebalan yang ditimbulkan dari vaksinasi HPV, memberikan perlindungan jangka panjang dan berlangsung lama," jelas dr. Andry.

3. Manfaat Maksimal Jika Belum Lakukan Seks

Manfaat vaksin HPV secara maksimal dapat diperoleh apabila seseorang belum pernah melakukan hubungan seksual. Namun, bagi perempuan yang sudah menikah atau pernah berhubungan seksual, vaksin ini juga bermanfaat karena belum tentu seseorang tersebut pernah terpapar oleh virus HPV dengan strain yang dapat dicegah oleh vaksin. 

4. Jika Sudah Lakukan Seks Harus Screening Dulu

Hanya saja, bagi wanita yang sudah aktif secara seksual, sebelum mendapatkan vaksin, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan kebidanan, serta melakukan screening organ kewanitaan terlebih dahulu. 

"Apalagi kini telah tersedia vaksin HPV terbaru yang mampu memproteksi tubuh lebih banyak strain virus HPV, yang diketahui dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kutil kelamin hingga kanker serviks," papar dr. Andry.

5. Sudah Vaksin Tetap Harus Skrining

Vaksin HPV memang dirancang untuk membuat antibodi terhadap strain virus yang sangat umum ditemukan. Tapi tak menampik jika masih ada strain atau mutasi virus yang berisiko bisa menginfeksi orang yang sudah memiliki antibodi.

"Bagi seseorang yang aktif secara seksual dan telah menerima vaksin, tetap perlu melakukan screening rutin. Ini karena 30 persen kasus kanker serviks disebabkan oleh strain HPV yang tidak dapat dicegah oleh vaksin tersebut," tutup dr. Andry.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI