Dapat Ganggu Postur Tubuh, Dokter Ungkap Skoliosis Paling Banyak Terjadi Pada Remaja dan Perempuan

Jum'at, 07 April 2023 | 13:10 WIB
Dapat Ganggu Postur Tubuh, Dokter Ungkap Skoliosis Paling Banyak Terjadi Pada Remaja dan Perempuan
Ilustrasi skoliosis, pencegahan skoliosis (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Skoliosis menjadi salah satu permasalahan yang kerap dialami sebagian masyarakat. Penyakit satu ini ditandai dengan bengkok atau miringnya tulang belakang seseorang.

Hal tersebut membuat postur tubuh seseorang terlihat kurang baik. Bahkan, jika dibiarkan cukup parah, skoliosis juga bisa menyebabkan berbagai masalah lainnya termasuk masalah pernapasan.

Rupanya, penyakit satu ini paling banyak dialami oleh remaja. Dokter Spesialis Tulang Belakang RS Premier Bintaro, dr. Omar Luthfi, Sp. OT (K) Spine mengungkapkan, berdasarkan penderita skoliosis terbanyak yaitu tipe adolescence sekitar 90 persen dan terjadi pada remaja usia 11-18 tahun.

Sementara, untuk kondisi lainnya seperti infantile (1 persen) terjadi pada bayi usia 0-3 tahun. Ada juga jenis juvenile (3 persen) terjadi pada anak-anak usia 4-10 tahun. Sementara untuk dewasa yaitu sekitar 6 persen.

Ilustrasi perempuan kena skoliosis [shutterstock]
Ilustrasi perempuan kena skoliosis [shutterstock]

Tidak hanya remaja, skoliosis juga lebih banyak menyerang pada wanita. Bahkan, perbandingan antara penderita skoliosis perempuan dan laki-laku yaitu 10 banding 1.

“Skoliosis ini biasanya menyerang pada remaja usia 11 sampai 18 tahunan. Selain itu, lebih banyak kasusnya pada wanita dibandingkan laki-laki,” ucap dr. Omar dalam Media Gathering RS Premier Bintaro, Kamis (6//4/2023).

Penyebab

Untuk penyebab skoliosis, dr. Omar menjelaskan, sekitar 80 persen kasus yaitu idiopatik. Artinya, hingga saat ini belum diketahui penyebab pastinya. Namun, ada juga penderita yang alami skoliosis sejak lahir, proses penuaan, hingga gangguan sistem saraf dan otot.

Ada juga jenis skoliosis non struktural. Kondisi ini biasanya terjadi karena postur atau kebiasaan yang dilakukan. Selain itu, otot yang tegang dan panjang tungkai berbeda juga mendorong seseorang alami skoliosis.

Baca Juga: Hati-hati, Penanganan Patah Tulang yang Salah Bisa Memperparah Pasien

Gejala

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI