Psikolog Ingatkan Orangtua, Ajarkan Anak Berpuasa Harus Dilakukan dengan Riang Gembira

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 03 April 2023 | 20:35 WIB
Psikolog Ingatkan Orangtua, Ajarkan Anak Berpuasa Harus Dilakukan dengan Riang Gembira
Ajarkan anak puasa sejak dini. [Dok.Ilustrasi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidak sedikit orangtua yang mulai mengajarkan anaknya berpuasa di bulan Ramadhan sejak dini. Psikolog mengatakan hal tersebut boleh saja, tapi harus dilakukan dengan riang gembira.

Psikolog Saskhya Aulia Prima, M.Psi., mengingatkan bahwa bagi anak-anak tujuan utama berpuasa adalah merasakan rasa senang melewati Bulan Ramadhan agar tumbuh rasa cinta mereka dalam melewati semua proses ibadah yang terjadi di bulan ini.

Caranya bisa dilakukan dengan diskusi, nonton, ataupun membaca buku-buku yang bisa membantu anak memahami keistimewaan Ramadhan dengan menyenangkan, sehingga semua yang mereka lakukan tanpa paksaan dan bertumbuh dari rasa cinta, seru, dan semangat dalam menjalani Bulan Ramadhan.

Saskya Aulia Prima menambahkan ada beberapa persiapan yang bisa dilakukan dalam rangka melatih anak berpuasa adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Bukan Diiming-imingi Hadiah, Begini Cara Shireen Sungkar Ajarkan Anak Puasa

  1. Mulai mengenalkan anak tentang keistimewaan bulan Ramadhan dengan menceritakan nilai-nilai atau kegiatan yang menyenangkan dan bisa dilakukan bersama-sama. Orang tua bisa melakukan ini melalui diskusi, membacakan buku cerita, ataupun menonton video.
  2. Libatkan anak dalam kegiatan yang menyenangkan dalam menyambut Bulan Ramadan, misalnya mendekorasi rumah, memilih menu-menu makanan selama bulan puasa, termasuk snack untuk sahur atau iftar yang disukai anak-anak.
  3. Membuat bucket list aktivitas dan misi yang bisa dilakukan selama Bulan Ramadan. Agar lebih menyenangkan bisa dibuat poster dengan stamp atau sticker yang menandakan mereka Sudah menyelesaikan misi-misi tersebut. Contohnya jumlah hari berpuasa, berbuka dengan snack favorit, membantu menyiapkan sahur, melakukan sedekah, ngabuburit dengan melakukan hal yang mereka inginkan, shalat tarawih, dsb.
  4. Mulai pelan dan perlahan untuk durasi berpuasa anak. Bagi yang sudah lebih besar rata-rata sekitar 7-9 tahun bisa mencoba untuk melakukan setengah hari berpuasa, usia di bawahnya bisa hanya beberapa jam saja.
  5. Berikan anak dukungan emosional saat menahan lapar, haus, bosan, dan rasa kesal. Bantu anak untuk lebih merasa nyaman dan mencari kegiatan distraksi untuk membantu mereka menjalankan latihan berpuasa.
  6. Jangan lupa puji proses anak selama melakukan usaha berlatih berpuasa.
  7. Ajak anak untuk membuat rencana selebrasi Idul Fitri atau Lebaran untuk menambah semangat mereka menjalani dan melewati Bulan Ramadhan.
Momogi gelar acara #PuasaBarengMomogi di sekolah dasar. (Dok. Sari Murni Group)
Momogi gelar acara #PuasaBarengMomogi di sekolah dasar. (Dok. Sari Murni Group)

“Perilaku anak-anak tidak akan jauh dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Keluarga adalah elemen dasar dalam menancapkan psikologis anak. Kedekatan emosional anak dengan orang tua, dengan saudara kandung adalah kunci dalam menggembleng mental anak. Dan bulan puasa adalah momen yang harus dimanaaftan keluarga dalam mendidik mental anak,” ungkap Bernando Pardamean - Head of Marketing Sari Murni Group, dalam keterangan yang diterima Suara.com.

Bernando Pardamean menambahkan pihaknya sangat mendukung adanya keterikatan yang kuat antara anak dengan orang tua. Hal ini dibuktikan dengan mengadakan challenge #PuasaBarengMomogi untuk mendukung orang tua mengajarkan anak puasa agar lebih menyenangkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI