Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat menyoroti kesenjangan antara perawat dan dokter di Indonesia. Dalamrapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, beberapa waktu lalu, Menkes mengatakan bahwa perawat tidak dianggap berada di posisi setara dengan dokter.
Kondisi ini berbeda dengan yang ia temukan di banyak negara. Menkes melihat tidak ada kesenjangan dan perbedaan kedua profesi itu dan saling menghormati. Ia juga meminta budaya itu dihilangkan.
Merespon hal tersebut, Direktur Binawan Inti Utama, Adrie Nelwan, Direktur Binawan Inti Utama, satu-satunya cara mengubah mindset perawat di Indonesia adalah dengan menerjunkan langsung perawat Indonesia bekerja di luar negeri. Hal ini perlu dilakukan agar terpapar budaya sistem kerja dan pelayanan kesehatan internasional.
Perawat Indonesia memiliki kompetensi unggul dan dapat bersaing untuk bekerja di luar negeri, benefit yang didapatkan tidak hanya kesejahteraan finansial tetapi meningkatkan kompetensi dan berkolaborasi menjadi satu tim yang profesional dalam menangani pasien.
“Dalam 3 bulan terakhir, kami telah meloloskan 133 peserta dari target 1100 pada tahun 2023. Sebanyak 37 peserta batch 1 sudah siap diberangkatkan sedangkan 96 peserta batch 2 sudah melaksanakan SNB Exam di Jakarta” jelas Said Saleh Alwaini President Director of Binawan Group.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah perawat di Indonesia mencapai 633.000 orang tahun 2022, 511.191 orang tahun 2021. Untuk itu, Binawan berupaya untuk mengembangkan seluruh potensi tenaga kesehatan dalam negeri dengan menyediakan pelatihan serta jembatan ke semua fasilitas kesehatan yang berkualitas di luar negeri, sehingga dapat menghasilkan manfaat bersama melalui kolaborasi dengan komunitas kesehatan global.
Selain program Singapura, Binawan telah memberangkatkan perawat dan bidan ke luar negeri seperti Inggris, Australia, Arab Saudi, United Arab Emirates, Kuwait, Jerman, dan negara lainnya.