Suara.com - Semasa hidupnya, Nani Wijaya ternyata mengidap penyakit demensia. Gangguan otak tersebut membuat aktor senior 78 tahun itu kerap kali tidak ingat dengan wajah anak-anaknya sendiri.
Salah satu anak Nani Wijaya, Cahya Kamila mengatakan kalau sang ibu memang sudah lama sakit.
"Udah nggak ingat sama sekali sama anak-anak, dipancing ingat, nanti lama-lama semakin galak, lama-lama nggak kenal, lama-lama teriak-teriakkan kaya bayi gitu," ungkap Cahya, dikutip dari YouTube TransTV Official, yang diunggah Sabtu (5/3/2023).
Meski begitu, Cahya Kamila maupun anak-anak Nani Wijaya yang lain tetap mengajak ibunya berkomunikasi. Sebab, hal itu sama seperti cara merespons orang koma.
Baca Juga: Nani Wijaya Meninggal, Cahya Kamila Pasang Foto Almarhumah Tersenyum...
Demensia merupakan istilah untuk beberapa penyakit yang memengaruhi daya ingat, berpikir, dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), demensia memang rentan dialami orang lamjut usia di atas 65 tahun. Selain itu, orang dengan riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi, gula darah tinggi, kelebihan berat badan, kebiasaan merokok, minum terlalu banyak alkohol, tidak aktif secara fisik, hingga kurang kegiatan sosial, berisiko alami demensia.
Demensia menyebabkan sel-sel saraf pada otak menjadi rusak. Kondisi itu menyebabkan penurunan fungsi kognitif, yaitu kemampuan untuk memproses pemikiran. Itu sebabnya, demensia kerap dikenal juga dengan penyakit pikun.
Sementara kesadaran tidak terpengaruh, penurunan fungsi kognitif umumnya disertai, dan terkadang didahului, oleh perubahan suasana hati, kontrol emosi, perilaku, atau motivasi.
WHO mencatat kalau demensia jadi penyebab kematian ketujuh di antara semua penyakit lainnya. Juga salah satu penyebab utama kecacatan dan ketergantungan di antara orang lanjut usia di seluruh dunia.
Baca Juga: Innalillahi, Nani Wijaya Meninggal Dunia usai Berjuang Lawan Masalah Pernapasan
Hal itu terjadi karena demensia menimbulkan dampak secara fisik, psikologis, sosial dan ekonomi, tidak hanya bagi orang yang hidup dengan demensia, tetapi juga bagi pengasuh, keluarga, dan masyarakat pada umumnya.
Perubahan suasana hati dan perilaku terkadang terjadi bahkan sebelum masalah ingatan terjadi. Gejala memburuk dari waktu ke waktu. Akhirnya, kebanyakan penderita demensia akan membutuhkan orang lain untuk membantu aktivitas sehari-hari.