Suara.com - Nama penyanyi dangdut Lilis Karlina baru-baru ini menjadi sorotan. Hal ini karena sang putra, RD ditangkap Satuan Reserse Narkoba (Satres Narkoba) Polres Purwakarta, pada Minggu (12/3/2023).
Diketahui, anak Lilis Karlina yang masih 15 tahun itu menjual 925 butir obat Hexymer, 740 butir obat tramadol dan 200 (dua ratus) butir obat trihexyphenidyl tanpa izin edar.
Berdasarkan keterangan Kapolres Purwakarta, AKBP Edward Zulkarnain, RD telah menjadi pengedar sejak 14 tahun. Bahkan, ia bisa mendapat keuntungan hingga Rp 3 juta per harinya.
"Sejak usia 14 tahun, dia sudah jadi pengedar. Paling minim satu hari anak ini mendapat untung Rp 700 ribu. Tapi rata-rata per hari bisa Rp1 sampai Rp2 juta. Pernah juga dalam satu hari dapat untung sampai Rp3 juta," ujar Kapolres Purwakarta, AKBP Edward Zulkarnain dalam wawancara virtual, Selasa (14/3/2023).
Baca Juga: Anak Lilis Karlina Gunakan Cuan dari Bisnis Obat Terlarang untuk Beli Sabu
Sebab perbuatannya itu, RD dikenakan Pasal 196 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan atas dugaan mengedarkan obat-obatan tanpa izin resmi. Ia terancam pidana penjara maksimal 10 tahun.
Namun, sebenarnya apa sih obat-obatan yang dijual oleh RD dan bagaimana bahaya yang terkandung di dalamnya?
Mengutip Halodoc, tramadol golongan opioid yang biasa diresepkan dokter sebagai analgesik atau pereda rasa sakit dan tidak memberikan perubahan perilaku penggunanya. Obat ini bekerja dengan cara mengubah respons otak dalam merasakan sakit sehingga terjadi efek pereda nyeri.
Meski demikian, penggunaan tidak boleh sembarangan atau tanpa resep dokter. Pasalnya jika disalahgunakan, obat ini dapat memberikan berbagai efek samping seperti pusing, sakit kepala, mual, muntah, sembelit, kekurangan energi, berkeringat, hingga mulut kering.
Bahkan, pada beberapa kasus obat ini dapat sebabkan kejang, memperlambat atau menghentikan pernapasan, hingga kecanduan.
Hexymer merupakan obat yang memiliki kandungan senyawa trihexyphenidyl. Kandungan tersebut dapat memblokir zat alami tertentu dalam tubuh. Hexymer biasa digunakan untuk mengobati gejala penyakit Parkinson atau gerakan tak terkendali akibat efek samping obat psikiatri tertentu.
Selain itu, hexymer juga digunakan untuk atasi kejang otot parah pada punggung, leher, dan mata yang akibat obat-obatan psikiatri. Tidak hanya itu, obat ini juga dapat mengurangi efek samping lain seperti kekakuan otot akibat sindrom ekstrapiramidal.
Penggunaan obat ini harus diperhatikan. Pasalnya obat ini tidak bisa dikonsumsi sembarangan. Selain itu ada beberapa kondisi penyakit yang harus konsultasi dengan dokter seperti glaukoma, tekanan darah tinggi, masalah dengan sistem kemih atau prostat, masalah perut, atau penyakit jantung, ginjal, atau hati.
Trihexyphenidyl merupakan obat golongan antimuskarinik. Obat ini biasa digunakan untuk mengobati gejala penyakit Parkinson. Trihexyphenidyl juga digunakan untuk mengatasi gejala ekstrapiramidal karena efek samping obat tertentu, termasuk antipsikotik.
Penggunaan Trihexyphenidyl juga harus diperhatikan. Pasalnya, dosis yang digunakan harus tepat. Sangat tidak disarankan untuk menambahkan, mengurangi dosis, atau menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba, tanpa berkonsultasi dulu kepada dokter. Pasalnya, itu dapat berisiko fatal.
Penggunaan obat ini juga bisa menimbulkan beberapa gejala seperti mulut kering, mual dan muntah, atau sakit kepala yang tak kunjung membaik.