“Di singapura, jepang, di mana tuh selalu ada, negara melakukan intervensi bagaimana mengatur diet masyarakat, itu aja diatur,” sambungnya.
Oleh sebab itu, menurutnya hal yang utama dalam pelayanan kesehatan stroke ini adalah pencegahannya. Bagaimana, masyarakat dapat mencegah melalui menjaga pola hidup sehat.
Tidak hanya itu, penanganan stroke juga dilihat dari seberapa cepat pasien dibawa ke rumah sakit. Hal ini karena beberapa masyarakat terkadang ketika mengalaminya dibiarkan saja. Padahal, itu bisa membuat penanganan dokter jadi sulit jika sudah terlambat.
“Waktu itu sangat berhubungan dengan bagaimana kita mendapatkan outcome yang baik kalau orang sudah sakit stroke waktunya sangat terbatas, paling bagus harus bisa ditangani di bawah 4 jam,” ujar dr. Setyo.
Bahkan ketika pasien di jalan, penting dijelaskan kondisi pasien ke tempat pelayanan kesehatannya. Dengan begitu, ketika tiba pasien mendapat penanganan yang maksimal.
Oleh sebab itu, dr. Setyo menegaskan, terkait pelayanan kesehatan khususnya mengenai stroke sebenarnya dokter bukanlah masalah. Namun, ini terkait pencegahan, penanganan segera, serta regulasi pemerintah dalam mendukung penurunan angka stroke di Indonesia.
Sementara di Indonesia sendiri, Kemenkes juga saat ini sedang melakukan transformasi digital agar penanganan layanan kesehatan, khususnya stroke bisa lebih baik. Selain itu, penyebaran dokter spesialis juga sedang diusahakan untuk beberapa daerah di Indonesia.