Suara.com - Permasalahan gizi masih menjadi isu kesehatan jadi prioritas dan harus diselesaikan bersama. Mengingat dampaknya yang berpengaruh pada kualitas generasi bangsa.
Situasi ini semakin menantang, dengan fakta terkait aktivitas fisik masyarakat yang tergolong rendah. Hal ini tentu berdampak pada kualitas kesehatan masyarakat secara luas.
“Permasalahan gizi merupakan gerbang dari berbagai isu kesehatan lainnya. Pemenuhan gizi seimbang menjadi hal yang mutlak dibutuhkan. Menjadi momen terpenting dalam memulai hari, pemenuhan gizi seimbang saat sarapan menjadi pondasi untuk mendukung gaya hidup aktif dan menjalankan berbagai kegiatan harian," kata dr. Gia Pratama dalam keterangannya, baru-baru ini.
Gia menjelaskan bahwa oedoman Isi Piringku dapat dijadikan acuan dalam mempersiapkan asupan untuk keluarga. Dalam mempersiapkan asupan keluarga perlu diingat oleh para ibu, bahwa kebutuhan setiap anggota keluarga tentu berbeda.
Baca Juga: Dulu Pernah Diberikan Payung dan Didoakan, Gibran Ternyata Masih Ingat dengan Nenek Penjual Pisang
"Jika pada dewasa umumnya pedoman asupan Isi Piringku terdiri dari 50 persen sayur dan buah, sedangkan 50 persen lainnya karbohidrat dan protein - pada anggota keluarga yang membutuhkan energi lebih, kebutuhan karbohidrat dan protein pada setiap porsinya lebih besar dibanding sayur dan buah. Apalagi di pagi hari, ketika kebutuhan energi dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas harian," kata Gia
Oleh sebab itu, untuk membantu menyelesaikan permasalahan gizi dan kesehatan yang tengah hadapi, Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro mengatakan bahwa edukasi dan intervensi terkait gizi seimbang menjadi langkah yang perlu segera diambil.
"Pembiasaan pola hidup aktif juga penting untuk terus disuarakan guna membangun generasi yang sehat, dimulai dari keluarga. Menyadari urgensi dari kondisi ini, kami berupaya untuk menyamakan langkah bersama pihak-pihak terkait melalui kegiatan edukasi dengan melibatkan komunitas perempuan, sebagai sosok penggerak penting dalam keluarga,” ungkap Andrew F. Saputro.
Komitmen untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pemenuhan gizi seimbang dan pembiasaan gaya hidup aktif di keluarga juga disampaikan oleh Ketua TP PKK Kota Tangerang, Hj Aini Suci Wismansyah ST.
“Sebagai komunitas yang menaungi para ibu sebagai penggerak keluarga, PKK ingin berperan lebih aktif lagi dalam menemani para ibu untuk sigap menyiapkan sarapan sehat guna membangun kesadaran pentingnya sarapan bergizi seimbang dan penerapan gaya hidup aktif.," kata Aini.
Baca Juga: Dua Bayi di Karawang Mengidap Gizi Buruk, Kondisinya Memprihatinkan
Sementara itu, Dina Mariana, S.Si, Apt, M.P selaku Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya Direktorat Pengawasan Peredaran Pangan Olahan dari BPOM mengatakan bahwa saat membeli pangan olahan, penting bagi para ibu untuk mencermati label pangan yang tertera pada kemasan, mulai dari informasi kedaluwarsa, komposisi gizi, nama produsen, kehalalan produk, hingga nomor izin edar.
"Penting bagi ibu untuk membaca dengan seksama Informasi Nilai Gizi pada pangan olahan, untuk disesuaikan dengan kebutuhan gizi harian anggota keluarga. Jadi, jangan lupa untuk Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa).”