Suara.com - Obesitas merupakan penyakit yang bisa mengancam kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia. Hingga saat ini, obesitas masih menjadi permasalahan global yang berdampak pada 2 miliyar manusia di seluruh dunia.
Berangkat dari fenomena tersebut, Rita Ramayulis seorang ahli gizi membagikan 5 tips diet sehat anti lapar agar terhindar dari obesitas yang harus Anda ketahui.
Dalam kurun waktu 10 tahun telah terjadi peningkatan penderita obesitas yang cukup signifikan. Dari 10,5 persen di tahun 2007 meningkat sampai 21,8 persen pada tahun 2018. Obesitas tak cuma berdampak pada kesehatan fisik, melainkan juga tatanan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Obesitas menjadi salah satu pemicu resiko meningkatnya penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung, kanker dan penyakit metabolik pun non-metabolik yang dapat mengancam nyawa atau kematian.
Baca Juga: Wanita Usia 20an Wajib Jaga BB, Ini Penyebab Tumor Rahim atau Miom, Salah Satunya Obesitas
Dituliskan pada laman deskripsi webinar yang berjudul “Kenali, Cegah, dan Atasi Obesitas untuk Hidup Lebih Sehat dan Produktif -HOS 2023”, setidaknya 5,87 persen kematian disebabkan oleh komplikasi obesitas dengan kardiovaskular dan 1,84 persen kematian akibat komplikasi ginjal dan diabetes.
1. Mengurangi Nasi Putih dan Menambahkan Porsi Sayur
Faktanya 100gr nasi putih mengandung 175 kalori dengan indeks glikemik yang tinggi. Glikemik yang terlalu tinggi akan dicerna tubuh menjadi lemak, hal ini yang memicu tubuh menjadi cepat lapar. Sebaiknya, kurangi porsi nasi putihmu dengan menambahkan porsi sayur.
Sayur akan memberikan volume lebih banyak pada lambung sehingga tubuh menjadi kenyang lebih lama. Sayur juga dapat membuat gula pada nasi akan diserap perlahan, mencegah kembalinya kolesterol ke hati, membuang kelebihan lemak dan menjaga keseimbangan pH darah.
2. Mengganti Jenis Nasi
Baca Juga: 7 Menu Sahur untuk Diet, Praktis Banget Cuma Modal Telur
Anda juga bisa langsung mengganti jenis nasi dengan nasi basmati, nasi merah atau nasi hitam yang mengandung indeks glikemik lebih rendah. Ada pun nasi shirataki yang tak mengandung kalori juga cocok dijadikan sebagai pengganti nasi putih.
Selain itu, pengganti nasi lainnya bisa didapatkan dari umbi-umbian seperti kentang, ubi jalar, dan jagung. Umbi-umbian mengandung mineral, vitamin, indeks glikemik dan kalori yang rendah namun tetap baik bagi tubuh.
3. Memodifikasi Makanan yang Digoreng
Sudah menjadi rahasia umum bahwa makanan yang digoreng mengandung tinggi kalori dan lemak yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan sampai obesitas. Anda dapat mengatasi kalori yang berlebih itu dengan cara memodifikasi makanan.
Caranya bisa dari tidak menggunakan tepung ketika akan menggoreng dan meniriskan minyak dengan tepat (meletakkan pada tisu atau memeras gorengan).
4. Mengganti Teknik Pengolahan
Anda yang kerap kali mengonsumsi ayam goreng pakai tepung, bisa mulai beralih dengan konsumsi ayam yang dipepes tanpa kulit, mengganti tempe orek menjadi tempe ungkep berbumbu, beralih dari sambal goreng ke rebus, dan mengganti gulai menjadi sop bening.
5. Modifikasi Makanan dan Minuman Manis
Bukan dilarang melainkan dibatasi adalah hal yang tepat untuk terhindar dari obesitas ketika akan menyantap makanan dan minuman. Pada makanan dan minuman manis, Anda dapat menghindari kalori berlebih dengan cara memodifikasinya.
Minuman dengan less sugar, mengurangi frekuensi makanan dan minuman manis, serta mengonsumsi makanan manis dengan air putih. (Shilvia Restu Dwicahyani)