Menkes Ungkap Biang Kerok Muncul KLB Difteri di Garut

Rabu, 22 Februari 2023 | 18:39 WIB
Menkes Ungkap Biang Kerok Muncul KLB Difteri di Garut
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (Fajar/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabupaten Garut belum lama ini melaporkan adanya 7 kasus baru difteri pada warga Desa Sukahurip. Hal ini diketahui dari Surat Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/KEP.91-DINKES/2023. Kondisi itu membuat Garut menetapakan status kejadian luar biasa (KLB).

Menanggapi hal tersebut, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin membenarkan hal tersebut. Budi mengatakan, KLB difteri yang terjadi di garut kemungkinan terjadi karena vaksinasinya menurun setelah munculnya Covid-19 pada 2020 lalu.

“Difteri di Garut memang itu vaksinasinya berkurang gara-gara ada Covid-19 itu kan kita vaksinasinya agak berkurang,” ucap Budi saat diwawancarai di acara Lokapala 2023: Saatnya Berubah, Rabu (22/2/2023).

Ilustrasi difteri. [Istimewa]
Ilustrasi difteri. [Istimewa]

Budi mengatakan, nantinya tim akan dikirim untuk menangani kasus KLB difteri di Garut tersebut. Pihaknya ingin fokus menangani kurangnya vaksinasi.

“itu akan kita tangani, kita akan kirim tim ke sana. Daerah sana memang vaksinasinya kurang, imunisasinya kurang,” jelas Budi.

Lebih lanjut, pihak Kemenkes juga akan mengidentifikasi daerah-daerah yang imunisasinya kurang. Menurut Budi, kejadian difteri ini kasusnya mirip dengan polio beberapa waktu lalu. Kasusnya muncul kembali karena masyarakat dan tenaga kesehatan berfokus pada vaksinasi Covid-19.

Akibat dari fokus yang terbagi ini, imunisasi pada anak-anak justru tertinggal. Oleh sebab itu, muncul kembali KLB seperti difteri maupun polio.

“Jadi sekarang kita identifikasi daerah mana yang imunisasinya kurang, ini kejadiannya sama kayak polio kan, pada saat covid karena banyak kinerja abis untuk vaksinasi covid sehingga beberapa imunisasi anak tertinggal,” ujarnya.

Budi menuturkan, pihaknya sudah melihat beberapa daerah yang hingga kini cakupan vaksinasi difterinya masih kurang. Setelah diketahui, hal tersebut akan segera melakukan tindakan demi mencegah munculnya kasus baru.

Baca Juga: Menakar Pernyataan Menkes soal Arti Stunting, Apakah Sama dengan Bodoh?

“Jadi nanti kita udah lihat daerah-daerah mana yang kurang difteri. Itu nanti kita ketahui,” pungkas Budi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI