Suara.com - Anda pasti sudah sering mendengar istilah stunting. Tahukah kalian apa saja ciri-ciri stunting itu?
Anak dikatakan mengalami stunting apabila anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek daripada anak lain seusianya, atau tinggi badan anak berada di bawah standar kurva pertumbuhan yang dibuat oleh WHO.
Kira-kira, seperti apa ciri-ciri stunting, apa penyebabnya, dan bagaimana upaya pencegahannya?
Ciri-ciri Stunting pada Anak
Ciri-ciri umum stunting pada anak bisa dilihat dari perawakan anak yang kerdil saat mencapai usia 2 tahun, atau lebih pendek jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya dengan jenis kelamin yang sama.
Selain pendek atau kerdil, anak yang mengalami stunting juga akan terlihat kurus. Walaupun terlihat pendek dan kurus, namun tubuh anak tetap proporsional. Tapi perlu diingat, bahwa tidak semua anak yang pendek disebut stunting.
Selain mengalami gangguan pertumbuhan, berikut ini adalah beberapa ciri-ciri stunting pada anak yang perlu diketahui:
- Anak mengalami penurunan tingkat kecerdasan, gangguan berbicara, dan kesulitan dalam belajar.
- Anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga anak lebih mudah sakit, terutama akibat penyakit infeksi.
- Lebih berisiko mengalami penyakit diabetes, hipertensi, dan obesitas ketika dewasa nanti.
Penyebab Stunting pada Anak
Stunting pada anak terjadi akibat kurangnya asupan gizi pada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupannya, yaitu semenjak anak masih di dalam kandungan sampai dengan anak berusia 2 tahun.
Baca Juga: Bantu Perangi Stunting, Danone Gelar Aksi Gizi Indonesia Maju di Lombok
Stunting pada anak bisa juga disebabkan oleh masalah pada saat kehamilan, persalinan, penyusuan, atau setelahnya, misalnya saat pemberian MPASI yang tidak mencukupi asupan nutrisi.