Heboh Bayi Meninggal Usai Konsumsi Herbal Kecipir, Dokter Herbal: Mengandung Racun Sianida

Jum'at, 20 Januari 2023 | 15:34 WIB
Heboh Bayi Meninggal Usai Konsumsi Herbal Kecipir, Dokter Herbal: Mengandung Racun Sianida
Ilustrasi Bayi [Pexels]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menyikapi kasus viral bayi 54 hari meninggal sesak napas dan infeksi paru usai mengonsumsi ramuan herbal daun kecipir dan kencur, PDPOTJI melarang praktik pemberian obat herbal pada bayi di bawah 6 bulan. Apalagi daun kecipir mentah mengandung racun sianida.

Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Inggrid Tania mengatakan bayi di bawah usia 6 bulan hanya diberi air susu ibu atau ASI eksklusif, bahkan meski anak tersebut sedang sakit sekalipun.

Ilustrasi bayi bersama orang tuanya. (Pexels/Lisa Fotios)
Ilustrasi bayi bersama orang tuanya. (Pexels/Lisa Fotios)

"Bayi berumur di bawah 6 bulan semestin hanya diberikan ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif atau susu formula, dan tidak diberikan ramuan herbal dan juga dibatasi dari pemberian obat konvensional, kecuali atas resep atau petunjuk dokter ahli," ujar dr. Inggrid melalui keterangan yang diterima suara.com, Jumat (20/1/2023).

Alih-alih memberikan ramuan herbal pada bayi, dokter yang juga calon doktor itu lebih menyarankan memberikan ramuan herbal untuk meningkatkan imunitas, pada ibu yang sedang menyusui.

Baca Juga: Usia Belum Satu Tahun, Baby Izz Anak Nikita Willy Sudah Tidur di Kamar Sendiri, Ada Manfaatnya?

Tapi lagi-lagi, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter anak atau dokter kandungan lebih dulu, sebelum mengonsumsinya karena khawatir memiliki alergi.

"Atas petunjuk dokter ahli, ibu menyusui dibolehkan mengonsumsi beberapa ramuan herbal tertentu dalam takaran yang aman, misalnya empon-empon termasuk kunyit, kencur dan sebagainya serta herbal dalam bentuk sayuran, termasuk kelor, kecipir dan lain-lain," imbuhnya.

Adapun kecipir termasuk tanaman legume atau kacang-kacangan yang kaya protein dari setiap bagian tanamannya bernutrisi, namun memiliki risiko menimbulkan alergi pada bayi seperti kedelai. 

Sehingga agar aman, setiap bagian tanaman kecipir bisa diperkenalkan sebagai pangan sayur mulai bayi berusia 1 tahun dengan takaran sebagaimana sayur pada umumnya yakni 1 hingga 2 sendok makan, dan maksimal 3 hingga 4 kali sehari.

Sedangkan kencur adalah rempah jenis empon-empon yg umumnya tidak memiliki potensi sebagai alergen, maka bisa diperkenalkan sebagai bumbu masakan mulai bayi berumur 6 bulan dengan takaran 1/16 hingga 1/8 sendok teh maksimal 3 hingga 4 kali sehari.

Baca Juga: 4 Fakta Emak-emak Jual Bayi COD di Klaten Rp21 Juta, Ide Dari Postingan FB

"Jika melihat dari berita yang menyebutkan bahwa bayi yang meninggal itu sebelumnya mengalami sesak nafas, ada kemungkinan sesak nafasnya merupakan salah satu gejala alergi terhadap protein kecipir. Namun sesak nafasnya dapat pula disebabkan oleh adanya infeksi paru yang dialaminya," papar dr. Inggrid.

Ia menjelaskan, umumnya ramuan herbal kecipir dibuat dari daun kecipir mentah. Sedangkan daun kecipir mentah mengandung sedikit zat toksik glikosida sianida.

"(Racun glikosida sianida di Kecipir dapat dihilangkan zat toksiknha dengan cara memasak atau merebus daunnya," jelas dr. Inggrid.

Ditambah bagian-bagian tertentu tanaman kecipir juga mengandung asam oksalat yang dapat memicu terbentuknya batu ginjal pada orang-orang yang rentan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI