Digitalisasi Data Kesehatan Indonesia, Tulisan Dokter Susah Terbaca Nasibnya Bagaimana?

Jum'at, 20 Januari 2023 | 08:19 WIB
Digitalisasi Data Kesehatan Indonesia,  Tulisan Dokter Susah Terbaca Nasibnya Bagaimana?
Ilustrasi resep dokter. Penyebab tulisan resep dokter sulit dibaca. [ANTARA/Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan mengatakan tulisan dokter yang sulit dibaca dan masih menggunakan kertas bakal diubah jadi digital dengan program SatuSehat. Tapi konsep tulisan tangan dokter juga ternyata jadi tantangan tersendiri loh.

Hal ini dibenarkan Chief Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes, Setiaji bahwa perpindahan dari tulisan dokter di kertas jadi digital jadi tantangan rumah sakit. Untuk mengatasinya, ia berharap manajemen rumah sakit bantu mensosialisasikan.

"Bagi rumah sakit tantangan lebih kompleks lagi, untuk meyakinkan dokter bagaimana pindah dari tulisan dari tangan menjadi digital. Itu juga butuh report (laporan) bukan hanya dari dorongan manajemen tapi data pusat," ujar Setiaji dalam acara diskusi Katadata, Kamis (19/1/2023).

Ilustrasi dokter dan pasien. (Unsplash.com/ National Cancer Institute)
Ilustrasi dokter dan pasien. (Unsplash.com/ National Cancer Institute)

Kenyataan ini juga diakui Country Data Center Sales Lead, Dell Technology, Erwin Yusran bahwa rumah sakit perlu bersiap mengubah data yang tadinya berbentuk kertas, menjadi bentuk digital.

Baca Juga: 5 Daftar Obat yang Tidak Boleh Dikonsumsi setelah Minum Susu

Ini karena dengan SatuSehat, Kemenkes akan menyatukan semua data diagnosis, pengobatan, dan rujukan dokter dari rumah sakit, laboratorium, klinik, puskesmas dan telemedicine sejak diperkenalkan pada pertengahan 2022 lalu.

"Data manual agak tulisan dokter yang sulit dibacanya, normalisasi terhadap data, dari kami jadi persiapan, data bersifat fisikal berubah jadi digital," jelas Erwin.

Hal yang sama juga diutarakan Presiden Direktur Mayapada Hospital, Grace Tahir yang mengakui jika tulisan dokter, sosok yang penting dalam rumah sakit berkontribusi untuk mengobati dan melayani pasien, tidak bisa dipaksa untuk mengubah cara kerjanya.

"Jadi yang kita lakukan adalah bantu menginput, dan ada juga dokter muda yang sudah jauh lebih dekat dan paham teknologi, bahkan mereka bantu memberikan masukan untuk kekurangan dan kelebihan sistem teknologi rumah sakit," papar Grace.

Sementara itu, Setiaji mengatakan sejak SatuSehat diuji coba dari versi beta, alpha hingga diterapkan kepada beberapa platform rumah sakit yang bernaung di bawah Kemenkes, dipastikan sudah ada 11.000 para healthcare yang siap bergabung di SatuSehat.

Baca Juga: Tips Jitu dr. Zaidul Akbar Dalam Mencegah Datangnya Penyakit, Khususnya Kolesterol dan Darah Tinggi

"Jadi sekarang kita sudah faskes di seluruh Jawa-Bali, Fasilitas Kesehatan ini bukan hanya rumah sakit, tapi juga puskesmas, laboratorium, dan apotek hingga saat sudah 11.000 yang sudah siap terintegrasi dan sudah masuk ke platform kita," tutup Setiaji.

Adapun SatuSehat adalah platform berupa Big Data yang mencangkup seluruh data layanan kesehatan Indonesia, dari mulai rekam medis, rujukan, pengobatan, hingga angka penyakit dan ketersediaan akses tempat tidur di rumah sakit bisa tergabung dalam satu data yang dimiliki Kemenkes.

Sehingga kedepannya, dengan data ini intervensi berbagai penyakit yang masih jadi momok di Indonesia cenderung lebih mudah, karena adanya data yang lengkap dari seluruh Indonesia.

Ditambah pelayanan di fasilitas kesehatan juga tidak lama, petugas rumah sakit waktunya tidak habis untuk mencari dan melihat data rujukan, karena semuanya sudah tercatat dan terkait satu sama lainnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI