Musim Hujan Bikin Si Kecil Berisiko Alami Ruam Popok, Bagaimana Cara Menghindarinya?

Dinda Rachmawati Suara.Com
Selasa, 10 Januari 2023 | 20:10 WIB
Musim Hujan Bikin Si Kecil Berisiko Alami Ruam Popok, Bagaimana Cara Menghindarinya?
Ruam Popok Pada Bayi (Dok. Makuku)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Moms, tahukah jika di musim hujan, Si Kecil lebih sering buang air kecil? Ternyata, total volume air dalam tubuh Si Kecil di tahun pertamanya sebanyak 65-80% dari berat badannya. 

Cairan ini diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh dan secara normal cairan tubuh ini akan keluar melalui feses, keringat, pernapasan dan urin dalam jumlah tertentu. 

Pada musim hujan, jumlah cairan tubuh akan sedikit lebih banyak, karena umumnya jarang berkeringat akibat udara yang sejuk atau dingin. Kebiasaan buang air kecil pada musim hujan yang sering terjadi pada bayi disebut sebagai diuresis. Kondisi diuresis terjadi karena ginjal terlalu banyak menyaring cairan dan memproduksi urin.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), normalnya jumlah urine pada bayi newborn hingga usia 5 bulan adalah 60-450ml dengan frekuensi 20 kali dalam sehari. Jumlah ini bisa bertambah di musim hujan lho, Moms.

Baca Juga: Musim Hujan Tiba, Simak 5 Tips Mencegah Masuk Angin saat Musim Hujan

Dokter Spesialis Anak dr. S.T. Andreas Cristan Leyrolf, M.Ked (Ped), Sp.A, mengatakan, frekuensi buang air kecil yang bertambah dapat berpotensi menyebabkan kebocoran pada popok Si Kecil sehingga kulitnya dapat terkontaminasi oleh fases dan urine.

"Perubahan pH kulit akibat kontak langsung dengan fases dan urine inilah yang dapat menyebabkan ruam popok," jelas dia dalam keterangannya yang Suara.com terima pada Selasa (10/1/2023).

Lantas bagaimana sih menghindari ruam popok saat musim hujan untuk Si Kecil? Berikut tipsnya.

MAKUKU SAP Diapers Balance Care. (Dok: Makuku)
MAKUKU SAP Diapers Balance Care. (Dok: Makuku)

1. Sering Mengganti Popok

Pada umumnya, bayi perlu mengganti popok setiap 3-4 jam sekali. Hal ini untuk menghindari kontak yang terlalu lama dengan urin dan feses yang dapat meningkatkan pH basa pada kulit.

Baca Juga: 4 Olahraga yang Bisa Dilakukan di Dalam Rumah saat Musim Hujan, Wajib Coba!

2. Gunakan Popok dengan Kualitas Baik

Ada beragam pilihan popok di pasaran, namun Moms harus dapat memilih popok berkualitas baik yang memiliki keunggulan:

- Popok dengan daya serap tinggi

Popok dengan daya serap yang tinggi dapat mengurangi kontak langsung antara kulit dengan urine. Moms membutuhkan popok yang mampu mengunci cairan pada popok sehingga tidak menyebabkan osmosis balik yang dapat meningkatkan potensi kebocoran popok Si kecil.

- Anti Gumpal dengan inti struktur SAP

Popok yang anti gumpal sangat baik untuk cegah ruam popok. Karena popok yang mengandung bahan penyerap tradisional seperti pulp dapat menyebabkan gumpalan dan penyerapannya tidak merata.

Selain berpotensi menyebabkan kebocoran popok, kondisi seperti ini akan mengurangi ruang gerak bayi dan kenyamanannya. Dengan inti struktur SAP, popok dapat menyerap lebih banyak cairan dan menguncinya sehingga menekan risiko ruam popok.

- Berbahan lembut dan tipis

Kulit Si Kecil pada umumnya belum berkembang secara sempurna, sehingga masih sangat sensitif. Oleh karena itu, perlu memilih popok dengan bahan yang lembut untuk mengurangi gesekan pada kulit atau potensi mengiritasi kulitnya. Pemilihan popok yang tipis juga dapat menambah ruang gerak Si Kecil.

3. Bersihkan dengan Air dan Keringkan Kulit Bayi Sebelum Gunakan Popok

Setelah buang air kecil dan buang air besar, sangat penting untuk bersihkan kulit bayi dengan air bersih. Gunakan air hangat agar si kecil lebih nyaman.
Setelah itu pastikan untuk mengeringkan permukaan kulit area ruam popok sebelum mengenakan popok ke si Kecil.

CEO Makuku Jason Lee menyampaikan, Makuku SAP Diapers Comfort memiliki teknologi tinggi dengan daya tampung lebih besar, yaitu 400ml dan anti gumpal. Popok ini menggunakan inti struktur SAP (Super Absorbent Polymer) dimana teknologi ini mampu menyerap lebih banyak cairan dan menguncinya sehingga mengurangi risiko ruam popok. 

Inti struktur SAP berbeda dengan bahan penyerap tradisional seperti pulp atau serat kayu untuk membuat kertas. Jika cairan ditambahkan ke partikel SAP, maka akan berubah menjadi gel dan cairan terkunci dalam gel tersebut serta menjaga permukaan kulit bayi tetap kering.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI