Suara.com - Berakhirnya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak berarti pencegahan Covid-19 lewat vaksinasi dihentikan. Pemerintah tetap mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi, khususnya booster, demi terbentuknya kekebalan tubuh.
Namun, tidak bisa dipungkiri hingga kini masyarakat belum sepenuhnya melakukan vaksinasi booster. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, cakupan vaksin Covid-19 dosis ketiga hingga Desember 2022 baru mencapai 29,11 persen.
Masih sedikitnya angka yang melakukan vaksinasi ketiga ini karena adanya ketidakpercayaan masyarakat. Selain itu, munculnya hoaks yang beredar di masyarakat juga menjadi pendorong angka vaksinasi dosis ketiga masih rendah.
Program Officer Komunikasi Vaksin Covid-19 Masyarakat Anti Fitnah Indonesia atau MAFINDO, Nuril Hidayah mengatakan, data MAFINDO mencatat, hingga Agustus 2022, masih ditemukan 153 hoaks yang 36,7 persennya mengangkat sentimen vaksin. Oleh sebab itu, hingga kini angka vaksinasi Covid-19 dosis ketiga masih sedikit.
Baca Juga: Sinovac Habis, Stok Vaksin Covid-19 Anak 6-11 Tahun di Jakarta Kosong
“Dalam analisis kami, hoaks sangat berdampak pada kepercayaan publik terhadap vaksin,” ucap Nuril Hidayah, dalam Peluncuran Film Pendek ‘Katanya!?’, Kamis (5/1/2022).
Oleh sebab itu, dalam mengajak masyarakat agar terhindar dari hoaks serta melakukan vaksinasi Covid-19, MAFINDO bekerja sama dengan CISDI, PURPOSE, dan Catchlight Pictures membuat film pendek berjudul “Katanya!?”.
Film yang diperani komedian dari Jawa Barat, Iyang Dharmawan sebagai Pak Yana dan Ceu Popon sebagai Bu Iroh ini mengajak masyarakat agar tidak termakan dengan hoaks.
Sutradara film pendek “Katanya!?”, Luhki Herwanayogi mengatakan, film yang dibuat sengaja menampilkan kehidupan masyarakat sehari-hari agar bisa relate. Syuting film ini dilakukan di wilayah Gunung Putri, Bogor dengan melibatkan masyarakat lokal yang turut andil.
Dalam film tersebut, menceritakan Bu Iroh yang melakukan investigasi mengenai berbagai isu hoaks terkait vaksin booster. Sementara itu, Bu Iroh juga meyakinkan sang suami, Pak Yana untuk melakukan vaksin dosis ketiga.
Film ini juga diharapkan dapat memberikan pesan kepada masyarakat mengenai pentingnya mencegah hoaks yang berbeda. Selain itu, masyarakat juga bisa memiliki keinginan untuk melakukan vaksinasi dosis ketiga.
“Kami mengambil ide cerita film dari insights yang kami temukan di masyarakat. Penggunaan bahasa Sunda yang kental dan alur cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari kami harapkan dapat menarik perhatian penonton untuk menangkap pesan tentang pentingnya vaksin dan menangkal hoaks,” jelas Luhki.