Pakar: Masalah Obat-obatan Bisa Ancam Generasi Emas Indonesia di 2045 Mendatang, Kenapa?

Selasa, 20 Desember 2022 | 08:42 WIB
Pakar: Masalah Obat-obatan Bisa Ancam Generasi Emas Indonesia di 2045 Mendatang, Kenapa?
Ilustrasi obat. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ahli Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. dr. Hasbullah Thabrany mengatakan Indonesia terancam tidak bisa capai generasi emas di 2045 jika sistem kesehatan tidak diperbaiki.

Menurut Prof. Hasbullah, target ini bisa dicapai jika obat inovatif baru bisa dinikmati masyarakat Indonesia, yang efeknya meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus.

“Jika kita tidak membuat kebijakan besar perbaikan sistem kesehatan sekarang, maka kualitas dan produktivitas Generasi Emas yang kita cita-citakan pada 2045 tidak mampu bersaing dengan bangsa-bangsa Asia lain dengan sistem kesehatan yang lebih baik," ujar Prof. Hasbullah dalam acara diskusi di Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (19/12/2022).

Seperti diketahui, periode generasi emas sangat penting bagi Indonesia, karena di masa itu jumlah usia produktif lebih banyak dari kategori usia non produktif lansia dan balita. 

Baca Juga: Meninggal Setelah Diberi Puyer, Netizen Justru Salahkan Ibu Sang Bayi

apa Itu Antidotum (Unsplash)
apa Itu Antidotum (Unsplash)

Namun jika kualiatas generasi emas buruk, seperti mudah sakit atau memiliki penyakit katastropik seperti jantung, diabetes, hipertensi, hingga obesitas maka generasi emas jadi bumerang dan berbalik jadi beban negara.

Sehingga menurut mantan Dekan dan Guru Besar Ekonomi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ini, penting memastikan anggaran sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) seperti BPJS Kesehatan, Kartu Indonesia Pintar (KIS) diperuntukkan pengobatan inovatif dan efektif.

“Cara paling efektif untuk mencegah puluhan triliun rupiah dana Indonesia keluar negeri untuk biaya pengobatan, adalah meningkatkan belanja dan tarif JKN sampai pada harga keekonomian yang layak," paparnya.

Ia juga menekankan pengobatan dan layanan kesehatan harus efektif meningkatkan kualitas hidup masyarakat, sehingga pengobatan tidak berlarut-larut dan menghambat produktivitas pasien.

"Sistem Kesehatan harus memberikan insentif finansial agar seluruh penduduk dapat menikmati obat-obat inovatif dalam rangka perbaikan kualitas hidup bangsa," tutupnya.

Baca Juga: Kunyit, Ketumbar, dan Serai Kata dr.Zaidul Akbar Bisa Bantu Wanita yang Lagi Program Hamil Tingkatkan Kesuburan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI