Suara.com - Jelang liburan akhir tahun 2022, orangtua dengan anak autisme diminta waspada karena liburan bisa membuat anak dengan spektruk autisme stres dan tertekan.
Ini karena saat liburan natal dan tahun baru yang umumnya dirayakan dengan musik keras, dan hiasan mencolok maupun pernak pernik membuat anak autis kewalahan.
"Saya hanya bisa membayangkan seperti apa anak dengan spektrum autisme. Karena ada banyak yang terjadi baik secara visual maupun pendengaran, karena dijadikan satu dalam dua bulan terakhir," ujar Direktur Klinis Springtide Child Development, Amanda Woodman, mengutip Insider, Senin (19/12/2022).
Seperti diketahui spektrum autisme membuat seseorang kesulitan berkomunikasi, dan umumnya mereka hanya melakukan kegiatan berulang-ulang setiap harinya.
Baca Juga: Mengenal Micro Break, Rehat dari Kegiatan Monoton yang Sangat Dibutuhkan Anak
"Kita tidak akan tahu persis bagaimana perasaan mereka, tapi dari cara berkomunikasi bisa dilihat apakah mereka nyaman atau tidak," terang Woodman.
Liburan membuat stres anak autis, karena adanya perubahan rutinitas. Apalagi pola autisme yang berulang, maka mereka terbiasa dengan rutinitas dan keteraturan.
Sehingga jika ingin liburan nyaman bersama anak autisme, ada berapa tahap yang perlu dilakukan, seperti sebagai berikut:
- Rutin berlatih melibatkan anak di tempat liburan yang dituju. Misalnya jika nanti mengunjungi mal, maka biasakan anak pergi ke sana.
- Menjelaskan situasi yang akan terjadi, meskipun anak sulit menyerap, tapi cerita ini harus dilakukan berulang-ulang.
- Agar anak terbiasa, bisa juga dengan bersama-sama menghiasi rumah, ini agar anak terbiasa dengan hiasan kerlap kerlip.