Wajib Tahu, Begini Cara Mengurangi Rasa Nyeri Batu Saluran Kemih

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 19 Desember 2022 | 09:16 WIB
Wajib Tahu, Begini Cara Mengurangi Rasa Nyeri Batu Saluran Kemih
batu saluran kemih.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Batu saluran kemih seringkali tidak disadari oleh banyak orang. Padahal, kondisi tersebut bisa mempengaruhi metabolisme tubuh. Oleh sebab itu penting untuk mengetahui tentang berbagai sebab dan risikonya. 

Seperti diketahui, Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) mendefinisikan Batu Saluran Kemih sebagai pembentukan batu di saluran kemih yang dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebab dan gejalanya. Batu Saluran Kemih atau dalam bahasa ilmiahnya Urolithiasis menghambat peredaran yang berasal dari ginjal hingga uretra.

Terdapat beberapa penyebab Batu Saluran Kemih, antara lain Gangguan Saluran Urin, Gangguan Metabolik, Infeksi Saluran Kemih, Dehidrasi dan Idiopatik.

Ilustrasi penis, ejakulasi, mr p (Pixabay/derneumann)
Ilustrasi penis, ejakulasi, mr p (Pixabay/derneumann)

Dalam keterangannya, Dokter Spesialis Urologi Siloam Hospital Mataram dr Pebrian Jauhari menjelaskan bahwa batu saluran kemih juga memiliki faktor risiko turun temurun. Hal itu biasanya dapat terdiagnosis pada rentan usia 30 - 50 tahun dan dengan perbandingan resiko 3:1 antara laki-laki dan perempuan.

Baca Juga: 6 Gejala Kolesterol Tinggi yang Dialami Tubuh, Nyeri pada Dada hingga Sulit Berjalan

"Adapun Tatalaksana medis dilakukan untuk menghilangkan nyeri dengan melakukan pemeriksaan penunjang Laboratorium dan Radiologi, Tindakan ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) dan PCNL ( Percutaneous Nephro Litholapaxy)," kata dia.

dr Pebrian Jauhari menegaskan bahwa tatalaksana yang dilakukan untuk menurunkan rasa nyeri dengan melakukan terapi konservatif ataupun ekspulsif medikamentosa, ESWL, Endourologi dan Pembedahan.

Seperti diketahui, data menunjukan angka rata rata kekambuhan adalah 7% atau kurang lebih 50% pada kurun waktu 10 tahun terakhir.

"Adapun untuk pencegahannya dengan menghindari dehidrasi dan memenuhi kebutuhan air putih harian 2-3 Liter, melakukan diet rendah protein, oksalat, garam dan purin. Serta medikamentosa pada pengidapnya yaitu dengan terapi sebagai pengobatan atau minum obat secara oral, pil, kapsul, suntik hingga infus.," kata dia. 

Baca Juga: Tak Perlu Tunggu Tua, Begini Cara Cegah Nyeri Sendi Sejak Muda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI