Suara.com - Obsessive Compulsive Disorder (OCD) istilah gangguan ini awam disebut dengan depresi. Mungkin anda mengetahui OCD lantaran banyak artis yang menderita kelainan psikologis ini.
Namun penjelasan seputar OCD sendiri belum ramai dibahas. Maka dari itu, Suara.com berusaha merangkum dari berbagai sumber untuk menjabarkan OCD dengan lengkap.
Pengertian OCD
Mari kita mulai dengan pengertian OCD itu sendiri. Melansir dari Hello Sehat, OCD adalah kelainan psikologis yang memengaruhi pikiran dan perilaku penderitanya.
Baca Juga: Dapat Dideteksi Sejak Dini, Berikut Ciri OCD Pada Anak
Ketika seseorang mengidap penyakit OCD, pikiran dan rasa takut yang tidak diinginkan akan muncul secara terus menerus.
Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, OCD adalah salah satu dari 20 penyebab utama kecacatan terkait gangguan mental untuk individu berusia antara 15 - 44 tahun.
Gangguan Obsesif Kompulsif diambil dari dua kata obsessive yang artinya pemikiran yang berulang akan sesuatu dan compulsive yang artinya tindakan atau perilaku yang terlihat secara kasat mata.
OCD adalah gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Bila tidak dilakukan, penderita OCD dapat diliputi kecemasan atau ketakutan.
"Seperti contohnya penderita mengecek pintu rumahnya berulang-ulang, sampai ia harus kembali ke rumahnya yang terletak di Bogor dari kantornya yang berada di Cibubur hanya untuk mengecek pintu rumahnya kembali. Sehingga secara tidak sadar hal tersebut sudah menghambat produktivitas dalam beraktifitas," ujar psikolog Prisha Nova, M.Psi.
Baca Juga: OCD pada Anak: Kenali Gejala dan Cara Penanganannya Secara Tepat
Sebenarnya, orang yang memiliki penyakit OCD seringkali tidak ingin bertingkah laku seperti itu, namun ia cenderung tidak dapat mengendalikannya.
Perilaku obsesif dan kompulsif ini biasanya akan mendominasi aktivitas mereka sehari-sehari. Akibatnya, penderita menjadi sulit untuk produktif dalam bekerja.
Sebenarnya para ilmuwan belum menemukan penyebab OCD secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya Obsessive compulsive disorder.
- Faktor biologis. Beberapa studi menemukan OCD bisa terjadi karena perubahan bahan kimia alami di otak, seperti kekurangan serotonin sehingga cenderung ingin berperilaku yang sama berulang kali.
- Faktor genetik. OCD bisa menjadi penyakit keturunan, tapi belum diketahui gen yang mempengaruhi masalah kesehatan mental ini.
- Faktor lingkungan. Misalnya pernah mengalami trauma masa kecil, infeksi streptococcus atau Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal Infections (PANDAS) dan perilaku obsesif kompulsif karena mengamati anggota keluarga.
Gejala OCD
Penyakit kesehatan mental ini sering dimulai pada masa kanak-kanak, remaja atau dewasa muda. Umumnya, gejala mulai muncul saat usia di bawah 20 tahun.
Beberapa gejalanya yang umumnya muncul adalah:
- Takut terkontaminasi oleh benda yang telah disentuh orang lain atau kotor
- Keraguan penderita, apakah telah mengunci atau mematikan kompor
- Stres intens ketika melihat benda tidak rapi atau tidak simetris
- Membayangkan menyakiti diri sendiri atau orang lain
- Pikiran tentang meneriakkan kata-kata kotor atau bertindak tidak pantas yang tidak diinginkan dan membuat tidak nyaman
- Menghindari situasi yang dapat memicu obsesi, seperti berjabat tangan
- Terganggu dengan gambar seksual yang tidak menyenangkan berulang dalam pikiran
Gejala kompulsif
Kompulsif dalam OCD mengacu pada keinginan melakukan perilaku berulang. Tindakan mental yang dilakukan berulang-ulang ini bertujuan untuk mencegah kecemasan akibat obsesi penderita.
Contoh tanda kompulsif yang terlihat pada umumnya seperti:
- Cuci tangan berulang kali, bahkan sampai kulit lecet
- Memeriksa pintu berulang kali untuk memeriksa apakah sudah terkunci
- Menghitung dalam pola tertentu
- Diam-diam mengulangi doa, kata, atau frasa
- Mengatur barang-barang secara rapi
Jenis OCD
Dikutip dari Times of India, berikut lima jenis OCD yang paling umum serta gejalanya.
1. Pembersihan dan kontaminasi.
Ketika seseorang terus menerus merasa terkontaminasi kuman sehingga membuatnya ingin selalu membersihkan diri sampai berdarah.
2. Pikiran yang mengganggu.
Biasanya membuat penderita OCD malu, mengalami emosi negatif yang diikuti tindakan tidak logis, seperti menghindari orang dan tempat tertentu.
3. Simetri.
Ketakutan obsesif terhadap objek tertentu yang kurang simetris. Gejala umumnya, termasuk memeriksa kunci beberapa kali, menghitung langkah saat berjalan dan menghitung ubin.
4. Fokus pada bahaya
Hanya fokus pada bahaya yang mengganggu pikirannya jika sesuatu menyakiti dirinya sendiri maupun orang lain. Gejalanya, mendadak terdorong menyakiti diri sendiri, pikiran kekerasan yang tak disengaja, serta melakukan aktivitas fisik dan mental.
5. Penimbunan
Ketidakmampuan seseorang untuk membuang barang-barang yang sudah usang dan tidak berguna. Sehingga rumahnya tampak kacau dan tidak mengizinkan orang mengunjungi rumahnya.
Solusi Bagi Penderita OCD
Psikolog Prisha Nova, M.Psi menjelaskan OCD merupakan gangguan mental yang perlu mendapatkan pemeriksaan tentang gejala dan penyebabnya secara detail oleh dokter atau psikiatri untuk dapat ditangani dengan baik.
Tidak bisa disimpulkan sendiri karena banyak faktor-faktor lain yang harus di teliti terlebih dahulu, seperti riwayat hidup hingga faktor lingkungan. Setelah teranalisa dengan baik, kemudian dokter akan membuat strategi penyembuhan yang sesuai dengan diagonasa penderita seperti pemberian obat atau terapi kognitif sehingga penderita dapat sembuh dengan baik.
Selanjutnya apabila Anda bukan penderita OCD tetapi mempunyai keluarga atau kerabat yang mempunyai OCD, jadilah support system yang baik tidak membuat penderita tertekan. Selalu bersama Penderita, karena dukungan terbaik dari orang terdekat merupakan salah satu cara untuk membantu penyembuhan OCD.
Demikian penjelasan lengkap seputar OCD atau obsessive compulsive disorder. Jika anda mengalami hal-hal seperti di atas segera konsultasikan ke dokter dan ahli medis terkait.